4 Penyakit Ringan Jika Dibiarkan Akan Fatal – No 2 Bikin Merinding

Seorang anak memeriksa gigi orangtuanya karena terindikasi gigi berlubang di ruangan ketika mau tidur.

Sebagai manusia biasa, terkadang kita tidak luput dari kesalahan-kesalahan kecil yang kita perbuat, salah satu kesalahan yang dimaksud adalah lalai dalam menjaga kesehatan diri. Kita pernah menganggap penyakit-penyakit ringan akan berlalu dan sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi jika penyakit ringan dibiarkan secara terus menerus dan tidak ada tindakan pengobatan, tentunya akan membawa dampak fatal untuk diri kita sendiri. Berikut 4 penyakit ringan jika dibiarkan akan fatal:

4 penyakit ringan jika dibiarkan akan fatal

1. Penyakit Pertama dari 4 Penyakit Ringan jika dibiarkan fatal Infeksi Saluran Napas Atas (ISPA)

Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) adalah suatu kondisi umum yang melibatkan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas, termasuk hidung, tenggorokan, faring, laring, dan bronkus kecil di paru-paru. Infeksi ini bisa disebabkan oleh berbagai jenis virus dan bakteri. Virus seperti rhinovirus (penyebab flu biasa), virus influenza, dan virus pernapasan syncytial (VRS). Saat ini bakteri seperti Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae menjadi penyebab  ISPA.

Gejala ISPA ditandai dengan Batuk kering atau berdahak, pilek, sakit di sekitar tenggorokan yang disebabkan iritasi, demam (peningkatan subu tubuh disertai dengan menggigil), nyeri pada otot, kelelahan, suara serak dan suara nafas bersiul. Perkembangan ISPA diawali dengan peningakatan sekret, mukus atau lendir meningkat sebagai respon terhadap infeksi , hal tersebut menyebabkan hidung tersumbat dan batuk. Jika perkembangan awal tidak diobati secara cepat dan tepat, selanjutnya akan menyebar ke saluran nafas bawah, menyebabkan bronkitis atau bahkan pneumonia. Pneumonia merupakan kondisi yang lebih serius dan dapat mengancam nyawa. ISPA dapat menyebabkan komplikasi serius pada kelompok rentan, seperti bayi, anak-anak kecil, lansia, atau individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Dokter dapat mendiagnosis ISPA berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik. Tes PCR dapat digunakan untuk mengidentifikasi agen penyebabnya. Infeksi virus tidak dapat diobati dengan antibiotik, tetapi gejalanya dapat diatasi dengan istirahat, cairan yang cukup, dan penggunaan obat-obatan simtomatik. Sedangkan Infeksi bakteri mungkin memerlukan antibiotik.

Vaksinasi, khususnya vaksin influenza, dapat membantu mencegah beberapa jenis ISPA. Praktik kebersihan yang baik, seperti mencuci tangan secara teratur, juga dapat membantu mencegah penyebaran infeksi.

2. Kedua Gigi berlubang

juga dikenal sebagai karies gigi atau karies, adalah suatu kondisi di mana ada kerusakan pada enamel gigi yang disebabkan oleh asam yang diproduksi oleh bakteri dalam plak. Plak adalah lapisan lembut dan lengket yang terbentuk di atas gigi setelah mengonsumsi makanan dan minuman, terutama yang mengandung gula.

Gigi berlubang diawali dengan pembentukan Plak. Plak terbentuk ketika bakteri dalam mulut bereaksi dengan sisa-sisa makanan, terutama karbohidrat, bakteri tersebut menghasilkan asam sebagai produk sampingan metabolisme mereka. Asam ini merusak enamel gigi yang merupakan lapisan keras luar gigi.

Selanjutnya mengalami Demineralisasi. Proses demineralisasi terjadi ketika asam dari bakteri merusak mineral-mineral seperti kalsium dan fosfat dalam enamel. Enamel yang semula keras menjadi rapuh dan lebih rentan terhadap kerusakan. Kemudian pembentukan Lubang, jika demineralisasi terus berlanjut tanpa adanya tindakan pencegahan, gigi dapat mengalami pembentukan lubang atau karies. Lubang ini merupakan area di mana enamel telah rusak, dan lapisan dentin di bawahnya juga dapat terpengaruh.

Selanjutnya perkembangan Infeksi, Jika gigi berlubang tidak diobati, bakteri dapat menembus ke dalam lapisan dentin yang lebih dalam. Infeksi dapat menyebar ke pulpa gigi yang berisi pembuluh darah dan saraf, menyebabkan rasa sakit dan peradangan. Ketika terjadi Komplikasi, tanpa perawatan pada gigi berlubang dapat menyebabkan kerusakan yang lebih serius, seperti infeksi gigi, abses, atau kehilangan gigi. Kerusakan pada gigi juga dapat memengaruhi struktur dan fungsi gigi lainnya.

Pencegahan dan Perawatan. Pencegahan karies melibatkan praktik kebersihan gigi yang baik, seperti menyikat gigi secara teratur, menggunakan benang gigi, dan menghindari makanan tinggi gula. Perawatan gigi berlubang melibatkan perawatan restoratif seperti tambalan gigi atau mahkota gigi jika kerusakan lebih parah.

3. Infeksi Saluran Kemih

Adalah kondisi yang terjadi ketika bakteri, virus, jamur, atau parasit  menginfeksi bagian saluran kemih, yaitu uretra, kandung kemih, ureter, atau ginjal. Infeksi ini dapat mempengaruhi satu atau lebih bagian saluran kemih dan bisa terjadi pada siapa saja, baik pria maupun wanita. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang infeksi saluran kemih.

Beberapa penyebab ISK, yang pertama adalah Bakteri. Bakteri yang paling umum adalah Escherichia coli (E. coli), tetapi juga bisa disebabkan oleh bakteri lain seperti Klebsiella, Proteus, atau Staphylococcus. Kedua disebabkan oleh Virus, virus seperti adenovirus atau herpes simplex dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, terutama pada bagian uretra atau kandung kemih. Terakhir karena Jamur. Infeksi saluran kemih oleh jamur lebih jarang terjadi dan umumnya disebabkan oleh Candida albicans.

Kemudian beberapa faktor risiko dari ISK, Pertama adalah Gender. Wanita lebih rentan terhadap ISK karena uretra mereka lebih pendek dan lebih dekat dengan anus, memudahkan bakteri untuk mencapai kandung kemih. Kedua Aktivitas Seksual, Aktivitas seksual dapat meningkatkan risiko ISK. Ketiga Menopause, atau perubahan hormonal. Selama masa menopause dapat meningkatkan risiko ISK pada wanita. Keempat Penggunaan Spermisida atau Kondom Spermisida. Bahan kimia dalam spermisida dapat merusak lapisan pelindung uretra, meningkatkan risiko infeksi. Kelima adalah kelainan Saluran Kemih, anomali atau kelainan pada saluran kemih dapat meningkatkan risiko ISK. Terakhir adalah Pemendekan Saluran Kemih. Adanya sumbatan atau gangguan aliran urin dapat meningkatkan risiko infeksi.

Gejala ISK diawali dengan Nyeri atau Sensasi Terbakar saat Buang Air Kecil (BAK), ini gejala paling umum dari ISK. Selanjutnya Frekuensi Buang Air Kecil yang Meningkat, perasaan perlu buang air kecil lebih sering dari biasanya merupakan gejala dari ISK. Kemudian Urin Berwarna Gelap atau Berbau Tidak Sedap, Lalu Nyeri di Perut Bawah atau Punggung Bawah, terutama pada infeksi yang melibatkan kandung kemih atau ginjal. Yang terakhir Demam dan Menggigil, mungkin terjadi pada infeksi yang lebih serius. Komplikasi dari ISK adalah Kerusakan Ginjal, Masalah pada Kehamilan dan Infeksi pada Organ Reproduksi. ISK dapat dicegah dengan meminum Cukup Air, menjaga tubuh tetap terhidrasi dapat membantu mengurangi risiko ISK. Kemudian Buang Air Kecil Setelah Berhubungan Seks. Ini dapat membantu mengeluarkan bakteri yang mungkin masuk ke dalam uretra selama aktivitas seksual. Selanjunya Hindari Penggunaan Produk yang Mengiritasi: Produk seperti pewangi yang mengandung bahan kimia dapat merusak lapisan pelindung uretra.

4. Keempat Bisul Kecil

Bisul adalah infeksi kulit yang terjadi ketika folikel rambut atau kelenjar minyak di bawah kulit mengalami infeksi bakteri. Infeksi ini sering disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. Awalnya muncul benjolan merah dan terasa sakit di bawah kulit. Benjolan kemudian berkembang menjadi kantung berisi nanah (abses) yang dapat pecah dan melepaskan nanah. Pengobatan bisul melibatkan penerapan kompres hangat untuk membantu memecahkan abses dan membersihkan area tersebut. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin perlu membuka dan menguras bisul.

Jika Bisul tidak ditangani dengan baik, maka akan muncul kompilasi yang dapat mengancam jiwa. Salah satunya adalah Sepsis. Sepsis adalah kondisi serius yang timbul sebagai respons tubuh terhadap infeksi. Ini dapat terjadi ketika sistem kekebalan tubuh berupaya melawan infeksi, tetapi malah merespons secara berlebihan dan merusak organ-organ internal. Sepsis bisa berkembang dengan cepat dan menyebabkan komplikasi serius atau bahkan mengancam jiwa jika tidak diobati dengan segera. Kondisi yang lebih parah dari sepsis disebut sebagai syok septik. (Sal)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan