BATU (jatimlines.id) – Seni mural merupakan salah satu bagian ekonomi kreatif pada subsektor seni rupa. Seni mural sering disamakan dengan grafiti karena sama-sama menggambar di atas permukaan dinding yang luas.
Namun, bagi Faris Eki Mural (28), seniman mural yang berkarya sejak 2016, mural adalah seni ekspresif dan seni sosial karena bisa dilihat oleh semua orang.
“Mural adalah seni yang dibuat di media tembok. Sering dianggap mirip dengan grafiti, tapi kalau grafiti ada culture-nya sendiri. Dari segi penggunaan media juga berbeda karena mural menggunakan cat, sedangkan grafiti menggunakan spray paint. Seni mural juga bisa di mana saja, bisa di tembok, jalanan, basketball court dan bidang luas lainnya,” kata Eki.
Bagi Eki, menggambar di media yang luas seperti di permukaan tembok dapat memberikan kepuasan sendiri. Atas dasar itulah, Eki yang mulanya menggambar di atas kanvas lalu beralih ke dinding karena ingin karyanya dinikmati oleh banyak orang.
Ciri yang paling menonjol dalam mural milik Eki terlihat dari pemilihan warna-warna yang ceria dan meriah. Ia juga menyimbolkan pesan sesuai dengan hal-hal atau isu yang berada di sekitar lokasi dinding mural yang akan dia gambar. Ia juga katakan tidak terlalu kaku karena bisa komunikasi langsung dengan pemesan.
“Saya senang warna-warni yang ceria dan playfull karena ingin mural buatan saya membawa pesan dan kesan yang positif. Belakangan ini saya sering menggambar nuansa religi,” ujar Eki disela melukis dinding di markas wartawan Batu, beberapa waktu lalu.
“Tantangan tersulit bagi saya justru adalah melawan ketinggian. Bahkan sampai sekarang, saya harus selalu beradaptasi dari awal lagi setiap membuat mural karena saya takut ketinggian. Tapi kalau sudah mulai bekerja, lama-lama saya mulai terbiasa dan menikmatinya,” tutur Eki yang mengaku berasal dari Surabaya ini. (sal)
Penulis: sal