BONDOWOSO (jatimlines.id) – Kekuatan kultur & Struktur NU di Kabupaten Bondowoso masih menjadi primadona dalam meraih suara pada Pemilu Bupati dan wakil Bupati tahun 2024. Sementara peroleh suara pileg tidak menjadi sandaran utama dalam meraih kemenangan.

Demikian hal itu dikemukakan oleh Dosen Politik UIN Surabaya, Dr. H. M. Saiful Bahar, M. Si ketika dikonfirmasi perihal konstalasi politik Pilbup Nopember, 2024 yang akan datang.

Menurut Bahar, membedah peta politik di Bondowoso tahun 2024 tidaklah mudah dan tidak hanya berbasis perolehan data pemilu legislatif 2024 kemarin sebab lebih dari itu, kekuatan kultural dan struktural kaum NU memiliki pengaruh dan power yang cukup siginifikan dalam konstalasi politik nanti.

“Kekuatan kultural itu adalah NU. Jadi kemana nanti kekuatan kultural itu melabuhkan pilihannya atau dukungannya, itu sangat penting untuk dibaca. Kemudian basis kekuatan pondok pesantren yang memiliki santri yang banyak di Bondowoso. Sangat banyak ponpes yang memiliki santri dan alumni di Bondowoso semisal Ponpes Sidogiri, Pasuruan, Ponpes Genggong dan Nurul Jadid Probolinggo, Ponpes Sukorejo, Walisongo dan Sumberbunga, Situbondo dan juga pesantren lain sehingga ponpes ini menentukan arah politik di Bondowoso,” ujarnya.

Tak hanya itu, track record calon Bupati-wakil Bupati. “Saya kira, PKB tidak kekurangan calon untuk maju sebagai calon Bupati dan wakil Bupati. Saya kira PKB tidak akan kekurangan kader karena PKB adalah partai mampu mempertahankan dukungan masyarakat sehingga PKB selalu menjadi partai pemenang di Bondowoso,”urainya.

Oleh karena itu PKB harus mencalonkan kadernya sendiri di Pilbup 2024 meski dalam perjalannya terkadang ada penyesuaian yang dikenal dengan kompromi kompromi yang berbasis kekuatan partai politik dan kultural. Maka dia yakin PKB tidak akan gegabah memilih pasangan. ” Berbekal pada pengalaman 2018 kemarin, PKB tidak akan gegabah dengan memberikan pertimbangan yang bersandar pada kekuatan politik dan kultur,” katanya.
Sementara itu, ketua DPC PKB Bondowoso H. Ahmad Dhafir mengatakan bahwa pihaknya memberikan peluang besar kepada kader untuk menjadi calon Bupati dan wakil Bupati. Ia juga memastikan jika PKB akan memberangkatkan calonnya sendiri baik yang ada di struktur partai atau yang telah banyak memberikan kontribusi terhadap NU.

“Yang jelas saat ini PKB menjadi partai pemenang dan ketua DPRD nya pasti dari PKB. Nah, sesuai dengan pengalaman yang sudah sudah, pemerintahan akan jalan jika ketua DPRD dan bupati memiliki visi dan misi yang sama. Dan itu akan lebih baik jika bupatinya juga dari PKB dan ketua DPRD nya dari PKB. Itu jauh lebih baik dan pembangunan akan jalan dengan baik sebagaimana terjadi pada masa Bupati Amin Said Husni dan Bupati Mashoed.

“Kalau ketua DPRD nya dari PKB, maka seharusnya masyarakat juga menyerah amanah Bupati dari calon yang diusung PKB,” katanya. (Muklis)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan