KEDIRI (jatimlines.id) – Kini Masjid Subulussalam dipergunakan sebagai pusat penyebaran Islam. Bahkan masjid tertua di Bence ini konon dibangun oleh Bramacorah atau seorang penjahat kelas Wahid.

Menurut Kyai Imam Mochtar Ahmad kepada awak media saat ditemui Selasa 19/3/ 2024 menyampaikan Masjid Subulussalam merupakan, Masjid satu satunya yang ada di Dusun Bence Kelurahan Pakunden Kecamatan Pesantren Kota Kediri. Lahan yang digunakan untuk pembangunan Masjid Subulussalam dahulu adalah Kantor Kenaiban / KUA di Zaman Belanda.

Tokoh yang berperan dalam proses pendirian Masjid Subulussalam adalah Kyai Imam Masyhud yang berasal dari Setono Gedong, tepatnya sekarang di jalan Mongin Sidi Kota Kediri. Ia tinggal di Bence mulai Tahun 1910. Masih menurut penuturan Imam Mochtar Ahmad dulunya sudah ada Langgar atau Mushola yang terbuat dari susunan pohon bambu atau biasa disebut Langgar Angkring.

“Sekitar tahun 1920 kemudian mulai dibangun menjadi tembok oleh Soekandar seorang Bramacorah / residivis yang bertobat.”

Masjid Subulussalam fase tahun 1940 dilaksanakan Sholat Jumat yang bertugas menjadi Imam sekaligus Khotib Adalah Kyai Haji Syekh Muhammad Ma’ruf berasal dari Pondok Pesantren Kedonglo Kota Kediri. Pada saat itu beliau juga menjabat sebagai Mustasyar Periode pertama di PBNU ( Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ).

Kemudian pada tahun 1980 banyak yang mengusulkan, Masjid Salam Redjo saat itu yang telah berproses sejak tahun 1967 – 1970 untuk mengganti nama masjid, karena nama masjid Salam Redjo terlalu Jawani kurang Islami. Kyai Imam Mochtar Ahmad yang secara Formal sebagai Imam Masjid mengadakan rapat membahas penggantian nama baru Masjid Salam Redjo.

Rapat yang di hadiri Almarhum Kyai Abdul Manaf, Dimyati kakak pertama Imam Mochtar, Kyai Salim Ridlwan dan Kyai Imam Mochtar Ahmad Sendiri sepakat dengan memberi nama Masjid, Subulussalam.

Lanjut Imam Mochtar saat itu juga mengusulsulkan kata ” Salam ” tidak dihilangkan. Ini untuk mempertahankan nama yang telah diberikan oleh para sesepuh dulu.

Subulussalam juga merupakan salah satu kitab tentang Fiqih yang memiliki arti ” Jalan jalan Keselamatan “

Secara keseluruhan gaya arsitektur Masjid Subulussalam adalah campuran antara Islam dan Jawa. Gaya Arsitektur yang mendekati Antik. Hal ini dapat dilihat dari atap Masjid yang bersusun 3 dan 4 belah sisi atap seperti jenis bangunan rumah Joglo dengan jenis Joglo Amangkurat.

Sedangkan Filisofisnya menurut Islam, 3 susun atap ini memiliki makna Imam, Islam dan Ihsan. Ihsan mencerminkan kesempurnaan seorang Muslim dalam beriman. Iman harus meyakini rukun Iman yang berjumlah 6 dan Islam, sebagai umat Islam yang baik kita harus menjakankan rukun Islam yang berjumlah 5.

Tokoh Pendiri Masjid Subulussalam tahun 1910 – 1934, adalah Kyai Imam Masyhud Beliau juga di kenal Sosok pernah menjadi A’wan PC NU Kota dan Kabupaten Kediri saat Kepengurusan masih menjadi satu.

Sepeninggal beliau Imam Masjid diteruskan oleh keturunanya hingga sekarang. Kyai Imam Masyhud mempunyai anak, Kyai Imam Ahmad dan Kyai Muhammad Ridluwan.

Setelahnya diteruskan Kyai Abdul Manaf dan Kyai Imam Mochtar Ahmad Putra kyai Imam Ahmad, kemudian keturunan dari Muhammad Ridlwan adalah kyai Salim Ridlwan bersama Kyai Imam Mochtar meneruskan menjadi Imam Masjid Subulussalam hingga saat ini. (mid/mam).

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan