PSI Dinilai Milik Keluarga Jokowi, Konsep Partai Terbuka Hanya ‘Gimmick’ untuk Menyaingi PDIP

Jakarta, 20 Juli 2025 – Direktur Indonesia Political Review (IPR) Iwan Setiawan menegaskan bahwa Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sejatinya merupakan partai milik keluarga Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi). Pernyataan ini muncul di tengah terpilihnya Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi, sebagai Ketua Umum PSI periode 2025-2030.
“Dari semua rangkaian drama politik, sudah jelas PSI akan kembali dipimpin oleh keluarga Jokowi, kali ini melalui Kaesang Pangarep bin Joko Widodo,” ujar Iwan Setiawan saat ditemui di Jakarta, Minggu (20/7/2025).
Iwan juga memprediksi langkah Jokowi untuk masuk ke posisi strategis dalam struktur partai, seperti Ketua Dewan Pembina, guna menjaga pengaruh dan pengendalian di PSI.
Terkait dengan klaim PSI sebagai partai terbuka atau “partai TBK (terbuka)”, Iwan menilai hal tersebut lebih merupakan strategi atau gimmick politik semata untuk menarik simpati publik dan membedakan diri dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

“Konsep partai terbuka yang diterapkan PSI, yang diukur dari metode pemilihan ketua umum melalui e-voting, sejauh ini belum menunjukkan penerapan yang komprehensif dalam sistem partai,” ujarnya. “PSI tetap saja milik keluarga Jokowi,” tambahnya.
Iwan menambahkan, PSI sebenarnya dibentuk sebagai wadah politik bagi keluarga Jokowi pasca masa kepemimpinannya di pemerintahan.
“Setelah 10 tahun berkuasa, Jokowi butuh partai agar eksistensinya tetap terjaga dan memiliki kekuatan di dunia politik Indonesia,” ujarnya.
“PSI bukan sekadar jargon; partai ini benar-benar milik Jokowi dan keluarga,” lanjut Iwan.
Menurutnya, keberadaan PSI juga strategis demi melindungi posisi politik anak dan menantu Jokowi di masa mendatang. Dukungan jaringan dan kekuatan politik yang telah dibangun akan terus terjaga dengan adanya partai tersebut sebagai ‘tempat berlabuh’.
Penulis: Win