Di tengah gelombang transformasi teknologi yang terus melaju pesat, perayaan Hari Literasi Internasional menjadi momen penting untuk mengingatkan kita semua tentang betapa krusialnya literasi — kemampuan membaca, menulis, memahami, dan mengelola informasi — dalam kehidupan modern.
Hari ini, lebih dari sebelumnya, literasi tidak lagi sekadar soal buku dan tulisan di kertas, melainkan juga keterampilan berselancar dan memilah informasi di dunia digital yang luas dan dinamis.
Literasi di Era Digital: Tantangan dan Peluang
Era digital menghadirkan sejuta kemudahan sekaligus tantangan baru dalam proses belajar dan mengakses informasi. Dengan ponsel pintar, tablet, dan perangkat komputer di tangan, akses ke informasi ada di ujung jari. Namun, melimpahnya informasi ini bisa secara mudah membingungkan jika kita tidak mempunyai literasi yang mumpuni. Fenomena hoaks, misinformasi, dan konten negatif lain menuntut masyarakat agar lebih cerdas dan kritis dalam menyaring dan memahami setiap pesan yang diterima.
Ini bukan hanya soal dapat membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan digital literasi, yaitu memahami konteks, mengenali sumber yang terpercaya, mengelola keamanan data pribadi, serta memahami etika digital. Literasi digital menjadi kunci dalam membentuk masyarakat yang tidak hanya pasif menerima arus informasi, tetapi aktif dan kritis dalam dunia maya.
Peran Aktif Masyarakat dalam Mewujudkan Literasi yang Berkualitas
Mendorong kecakapan literasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah, sekolah, atau lembaga pendidikan saja, tapi peran kita masing-masing sebagai individu sangat menentukan, bahkan bagi penulis, kolumnis dan jurnalis.
Dari orang tua yang membiasakan anak-anaknya membaca sejak dini, guru yang mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran, hingga komunitas dan organisasi yang membuka ruang diskusi dan pelatihan literasi digital.
Kita juga perlu aktif memanfaatkan platform digital secara bijak. Ayo bangun kebiasaan yang baik: membaca berbagai sumber terpercaya, membagikan informasi yang akurat, dan ikut serta dalam diskusi yang membangun. Dengan cara ini, kita turut berkontribusi menciptakan masyarakat yang lebih terdidik dan berdaya, di mana literasi menjadi pondasi untuk pengambilan keputusan yang lebih baik dalam berbagai aspek kehidupan.
Penulis: Eko Windarto