Sejarah sering kali dianggap sebagai narasi tunggal tentang masa lalu, yang diceritakan oleh mereka yang memegang kekuasaan. Dalam konteks ini, “sejarah resmi” kerap merujuk pada catatan yang disusun oleh kalangan elite, para pemenang perang, atau penguasa yang berkuasa dalam sebuah periode.
Namun, di balik narasi tersebut, tersembunyi banyak kisah yang jarang atau bahkan tidak pernah terdengar — cerita dari petani, buruh, perempuan, komunitas adat, dan kelompok-kelompok marjinal lain yang selama ini terpinggirkan. Mengapa penting bagi kita untuk memperluas sudut pandang sejarah dan memberi ruang suara bagi mereka yang selama ini disisihkan?
Mengapa Sejarah Resmi Kurang Utuh?
Sejarah yang hanya ditulis oleh pemenang sering pula menghadirkan versi tunggal yang menguatkan legitimasi kekuasaan dan membuat narasi tertentu terasa absolut. Dalam konteks politik dan kekuasaan, kisah yang diceritakan cenderung menonjolkan keberhasilan dan menjauhkan diri dari kesalahan atau konflik internal. Akibatnya, fakta-fakta seperti penderitaan kelompok minoritas, perlawanan rakyat kecil, ataupun tragedi yang dialami etnis tertentu kerap diabaikan atau disamarkan.
Hal ini menyebabkan sejarah tidak mencerminkan realitas sosial yang sesungguhnya dan menghalangi proses rekonsiliasi serta keadilan sosial. Ketika narasi saja sudah berat sebelah, maka masyarakat yang berdasar pada sejarah tersebut pun akan terbelah dan kehilangan pemahaman yang lengkap tentang identitasnya sendiri.
Memberi Ruang bagi Cerita yang Tersembunyi
Memperjuangkan kehadiran suara-suara yang dibungkam bukan hanya soal keadilan bagi mereka yang terlupakan, tetapi juga upaya melengkapi mozaik sejarah agar lebih kaya dan nyata. Dengan mendengarkan pengalaman nyata dari mereka yang selama ini dianggap “bawah tanah” sejarah, kita mendapatkan gambaran yang lebih lengkap mengenai dinamika sosial, budaya, dan politik yang sesungguhnya terjadi.
Misalnya, kisah petani kecil yang berjuang mempertahankan tanahnya menghadirkan perspektif lain tentang pergolakan sosial yang tidak hanya berkutat pada konflik elit. Atau cerita perempuan dalam masa perang yang memperlihatkan dampak konflik terhadap kehidupan keluarga dan peran gender yang sering diabaikan dalam sejarah resmi. Komunitas adat yang menjaga kearifan lokalnya sekaligus berjuang menghadapi marginalisasi memberikan sudut pandang kritis terhadap pembangunan dan modernitas.
Dampak Positif dari Narasi Sejarah yang Inklusif
Ketika masyarakat mulai mengakui dan menghargai beragam pengalaman sejarah, sejumlah dampak positif muncul:
Menguatkan Identitas Kolektif
Masyarakat mendapatkan pemahaman yang utuh tentang siapa mereka, termasuk keragaman dan sejarah perjuangan dari berbagai kelompok. Ini memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas sosial.
Mendorong Keadilan dan Rekonsiliasi
Kisah yang diabaikan selama ini, bila diangkat dengan benar, dapat menjadi dasar dialog dan rekonsiliasi antar kelompok masyarakat yang selama ini mengalami konflik dan perpecahan.
Mencegah Distorsi Sejarah dan Penindasan Kembali
Mengingat masa lalu secara jujur dan inklusif membantu menghindarkan generasi mendatang dari kesalahan yang sama, serta menjadikan sejarah sebagai pelajaran untuk membangun masa depan yang lebih adil.
Menginspirasi dari Perjuangan Rakyat Bawah
Kisah perjuangan rakyat kecil, korban ketidakadilan, atau penindasan bisa menjadi sumber inspirasi dan kekuatan moral dalam memperjuangkan hak-hak dan keadilan di masa kini.
Cara Mengangkat Suara Mereka yang Dibungkam
Mengembalikan suara kelompok yang selama ini dibungkam tidaklah mudah dan memerlukan kerja kolektif dari berbagai pihak, misalnya:
Penelitian Sejarah Berkaitan dengan Narasi Lokal
Akademisi dan peneliti bisa melakukan pendekatan sejarah lisan (oral history) untuk merekam kisah dari generasi terdahulu yang belum tertuang dalam dokumen resmi.
Pengembangan Pendidikan Inklusif
Kurikulum pendidikan harus memasukkan studi tentang kelompok marjinal dan narasi alternatif untuk menjadikan sejarah sebagai ilmu yang lebih dinamis dan inklusif.
Dokumentasi dan Publikasi Mandiri
Komunitas dan organisasi budaya bisa membantu mendokumentasikan cerita lokal yang kemudian disebarkan dalam bentuk buku, film dokumenter, atau media digital agar dapat diakses lebih luas.
Menguatkan Peran Media dan Seni
Media massa, literatur, seni pertunjukan, dan seni rupa merupakan alat efektif untuk menyampaikan kisah yang sering diabaikan ke tengah-tengah publik dengan cara yang menarik dan mudah dipahami.
Membangun Masa Depan yang Lebih Adil melalui Sejarah yang Jujur
Sejarah yang penuh dengan keberagaman suara menjadi landasan penting dalam membangun masa depan bersama yang adil dan inklusif. Ketika kita mengakui bukan hanya cerita para pemenang, tetapi juga kisah-kisah mereka yang terpinggirkan, kita membuka ruang dialog yang konstruktif untuk memperbaiki ketidakadilan masa lalu dan menghindari pengulangan kesalahan.
Eduardo Galeano mengingatkan kita untuk menjadi penjaga sejarah yang tidak hanya mendengar satu sisi, tapi juga memberi suara kepada yang dibungkam. Dengan demikian, ingatan kolektif kita semakin lengkap, keadilan menemukan jalannya, dan kemanusiaan kita pun semakin tumbuh.
Penulis: Eko Windarto