BATU (jatimlines.id) – Tiga mesin Incinerator atau alat pembakar sampah mulai beroperasi di TPA Tlekung. Hal ini tentu membawa angin segar untuk menyelesaikan permasalahan sampah yang terjadi di Kota Batu.
Tiga alat pembakar sampah senilai Rp 13 miliar itu akan digunakan mengelola sampah berbeda.
Mesin pertama digunakan untuk mengelola sampah yang saat ini sudah ada di TPA Tlekung, mesin kedua digunakan untuk mengelola sampah di TPS3R Tlekung dan mesin ke tiga digunakan untuk mengelola sampah dari kawasan perkotaan.
Teknisi Dodika Incenarator, Yuda Wika mengatakan mesin tersebut tentu memiliki kualitas cukup baik untuk mengelola sampah karena pembakaran sampah itu memiliki keunggulan tidak mengeluarkan asap hitam, melainkan asap putih yang ramah lingkungan.
“Jadi sampah yang datang langsung dimasukkan ke dalam mesin dengan suhu 800-1.000 derajat celcius. Nanti, hasil sisa pembakarannya berupa abu yang bisa difungsikan sebagai pupuk atau campuran bahan pembuatan paving,” katanya, Jumat 5 Desember 2023.
Yuda menyebutkan, mesin incinerator yang dimiliki oleh TPA Tlekung Kota Batu ini juga dimiliki oleh beberapa wilayah di Indonesia.
“Seperti di Kabupaten Badung, Palembang dan Manado. Semoga mesin ini bisa menjadi solusi masalah sampah di Kota Batu karena prosesnya cukup mudah, sampah yang datang basah atau kering bisa langsung dimasukkan ke mesin untuk dibakar,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu, Muji Dwi Leksono menjelaskan sebelum mesin itu dioperasikan, pihaknya telah melakukan uji coba pada 9 Desember lalu.
“Kemudian juga sudah dilakukan uji emisi, hasil dari uji coba mesin dan uji emisi cukup bagus. Total ada sembilan petugas operasional mesin tersebut. Dimana setiap mesinnya ditangani oleh tiga orang. Satu mesin incinerator setiap jamnya bisa menyelesaikan sampah sebanyak 6,3 ton,” katanya.
Pihaknya juga membatasi sampah yang masuk ke TPA Tlekung, dimana dalam sehari, hanya dua truk sampah perkotaan yang dikelola di TPA Tlekung.
“Sampah itu langsung kami kelola dan selesai dalam satu jam. Kemudian setelah itu selesai, kami melakukan pengelolaan sampah yang saat ini sudah ada,” jelas dia.
Muji menegaskan, dalam pengelolaan sampah baru itu, sampah-sampah yang baru datang tak sampai turun dari truk. Setelah truk pengangkut sampah tiba dan ditimbang, sampah akan langsung dimasukkan ke dalam mesin dan selesai hari itu juga, kurang lebih 2 jam.
“Agar tak sampai menimbulkan bau, teknis pengangkut sampah juga diperbaiki. Truk pengangkut sampah ditutup rapat dengan terpal. Kemudian setelah sampah selesai diolah, truk langsung dibersihkan. Hingga tidak ada sampah dan lindi yang tersisa dan berjatuhan di jalan,” katanya.
Muji berharap semua pihak bekerjasama untuk menyelesaikan permasalahan sampah di Kota Batu.
“Dimulai dari memilah sampah dari rumah. Dengan cara itu, akan mempercepat proses pengolahan sampah,” tutupnya. (Adi)