Adab Bergurau dalam Islam: Kunci Menjaga Persatuan dan Akhlak Mulia

Pasuruan – Dalam khutbah Jumatnya di Masjid At-Taqwa, Jagalan, Muhammad Raizel Zaidan Al Rizki menyampaikan pentingnya menjaga adab dan etika dalam bergurau menurut ajaran Islam. Gurauan yang tidak berlebihan, kata dia, dapat menjadi hiburan, bukan sumber perpecahan.
Mengutip kisah Rasulullah SAW yang pernah bergurau dengan seorang nenek tua, khatib mengingatkan jamaah bahwa Nabi Muhammad SAW sendiri pun dikenal memiliki selera humor. Suatu ketika, seorang nenek tua meminta didoakan agar masuk surga. Rasulullah SAW dengan lembut menjawab, “Wahai ibu si Anu, sesungguhnya surga tidak dimasuki oleh nenek tua.”
Melihat nenek itu menangis, beliau segera menjelaskan bahwa wanita tersebut tidak akan masuk surga dalam keadaan tua renta, melainkan akan diubah menjadi gadis-gadis perawan yang penuh cinta dan sebaya umurnya, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Waqi’ah.
Rambu-Rambu Bergurau dalam Islam
Ustadz Zaidan menjelaskan enam rambu utama dalam bersenda gurau yang harus dipegang teguh oleh setiap Muslim:
Tidak Berbohong: Gurauan harus dilandasi kejujuran. Rasulullah SAW bersabda, “Aku hanya bergurau, tapi aku selalu berkata benar.”
Tidak Menakut-nakuti: Dilarang menakut-nakuti sesama Muslim, bahkan dalam bercanda. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW melarang seorang Muslim mengacungkan senjata tajam kepada saudaranya, meskipun dalam gurauan, karena perbuatan itu dilaknat oleh malaikat.
Tidak Mengambil Barang Orang Lain: Bercanda dengan menyembunyikan atau mengambil barang orang lain adalah perbuatan yang dilarang. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak boleh seorang dari kalian mengambil barang saudaranya, baik bercanda maupun serius.”
Tidak Terlalu Banyak Tertawa: Tertawa yang berlebihan dapat “mematikan hati”. Ustadz Zaidan mengutip hadis yang mengingatkan bahwa terlalu banyak tawa bisa membuat hati menjadi keras dan jauh dari kepekaan spiritual.
Tidak Mengolok-olok Agama: Mengguraukan atau mempermainkan agama dan ajaran Rasulullah SAW adalah dosa besar. Sebagaimana firman Allah dalam Surah At-Taubah, mengolok-olok agama dapat menyebabkan kekufuran.
Menggunakan Perkataan yang Baik: Gurauan haruslah disampaikan dengan kata-kata yang baik, tidak menghina, dan tidak merendahkan orang lain.
Ustadz Zaidan menutup khutbahnya dengan mengajak seluruh jamaah untuk senantiasa berhati-hati dalam bertutur kata, memperbaiki akhlak, dan menjadikan gurauan sebagai sarana mempererat persaudaraan, bukan sebaliknya
Penulis: Firnas