Ensiklopedia Islam

“Dakwah bisa lewat tulisan, ucapan, atau perbuatan. Tunjukkan akhlak mulia, itu sudah berdakwah,” katanya.

Pesan ini menguatkan bahwa perubahan sosial dimulai dari diri sendiri, dari cara berbicara, menyapa tetangga, hingga cara bekerja.
Bahaya Iri, Dengki, dan Hasad
Selain sombong dan bohong, sifat yang ditekankan untuk dihindari adalah iri hati dan dengki, atau dalam istilah Arab disebut hasad. Hasad adalah perasaan tidak suka atas nikmat yang didapatkan orang lain. Ustadz Ahmad mengingatkan bahwa hasad bukan hanya merusak hubungan sosial, tapi juga menggerogoti jiwa sendiri, dan menjadi pintu masuk bagi syaitan.
“Kalau kita bersyukur atas nikmat orang lain, insyaAllah hati kita lapang. Tapi kalau hasad, maka hati kita gelap,” ucapnya.
Refleksi: Saat Emosi Menguasai, Akal Mati
Dalam bagian akhir pengajian, Ustadz Ahmad mengangkat tema emosi dan amarah. Ia menyebut bahwa syaitan bersemayam dalam amarah, dan saat emosi menguasai, akal tidak lagi berfungsi.
“Akal kita hanya benar jika digandeng dengan Qur’an dan Hadis. Tapi kalau sudah dikuasai amarah, hancur semua. Bahkan tubuh bisa rusak karena stres dan darah tinggi.”
Penutup: Kembali ke Diri dan Hati
Pengajian malam ini menjadi momen refleksi yang mendalam. Di tengah era digital dan kemelut informasi, seruan untuk tidak sombong, tidak berbohong, dan tidak iri menjadi sangat relevan. Di usia 80 tahun kemerdekaan Indonesia, bangsa ini tidak hanya butuh pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan batin dan karakter.
“Semoga Allah jaga hati kita. Agar tidak dikuasai syaitan. Agar selalu dekat dengan Allah.”
Sebuah doa yang diamini oleh hadirin dengan lirih, namun penuh harap. (*)
Penulis: Fim