Di tengah gempuran produk-produk impor yang berlimpah di pasar, kampanye untuk mendukung produk dalam negeri memang menjadi sesuatu yang sangat penting.
Namun, realitasnya, tidak semua konsumen dengan mudah mengikuti slogan-slogan semacam, “Cintailah produk negeri sendiri” atau “Bangga dengan produk karya anak bangsa.” Mengapa demikian? Karena cinta dan kebanggaan itu tak cukup hanya diucapkan dalam kata-kata; mereka harus dibuktikan dengan pengalaman nyata yang membuat konsumen merasa nyaman dan puas.
Membangun Kesadaran Konsumen Lewat Pengalaman, Bukan Hanya Slogan
Slogan yang bagus memang mampu menyemangati dan sedikit banyak menumbuhkan rasa nasionalisme dalam berbelanja.
Namun, proses yang lebih substansial adalah membangun pengalaman positif melalui produk itu sendiri. Konsumen cenderung memilih produk yang memenuhi kebutuhan mereka dari segi kualitas, harga, kemudahan akses, hingga faktor lifestyle.
Kualitas tak bisa ditawar. Produk lokal harus mampu bersaing dari sisi mutu agar bisa memasuki hati dan dompet konsumen. Tanpa kualitas yang dapat diandalkan, kampanye apapun tidak akan cukup. Orang-orang akan kembali ke produk impor jika mereka merasa barang lokal tidak tahan lama, tidak nyaman, atau tidak memenuhi ekspektasi.
Begitu pula dengan harga. Harga yang kompetitif dengan produk impor sering menjadi kunci. Apalagi di era digital sekarang, konsumen semakin pintar dan selektif dalam membandingkan harga serta kualitas. Mereka tidak ingin hanya membeli karena slogan, tapi pastikan bahwa nilai yang mereka dapatkan sepadan dengan pengeluaran mereka.
Inovasi dan Desain: Menjawab Selera Modern
Selain kualitas dan harga, aspek lain yang tidak kalah penting adalah inovasi dan desain yang mengikuti tren saat ini. Banyak produk lokal masih kalah saing karena desainnya terlihat kuno atau tidak up-to-date dengan kebutuhan konsumen urban masa kini. Padahal, desain adalah bahasa pertama yang dilihat konsumen ketika memilih sebuah produk.
Para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia harus lebih banyak berinovasi, jangan hanya terpaku pada desain tradisional semata. Misalnya, dalam dunia fashion, produk bermotif batik atau tenun bisa dikombinasikan dengan model modern yang kekinian sehingga menarik bagi generasi milenial dan Gen Z.
Penulis: Win