Dampak Negosiasi Dagang AS-Indonesia: Peluang dan Tantangan di Tengah Perubahan Tarif Global

JAKARTA, 29 Juli 2025 – Kebijakan penurunan tarif dagang oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump dipandang sebagai pemicu kebangkitan aktivitas ekonomi global. Bagi Indonesia, hasil negosiasi tarif dengan Amerika Serikat membawa dampak signifikan, terutama pada sektor energi dan pangan. Kesepakatan ini memungkinkan komoditas energi dan pangan dari AS mendapatkan pembebasan tarif (0%) saat masuk ke Indonesia.

“Impor dengan tarif 0% atas produk Amerika Serikat diperkirakan akan mendorong harga produk migas dan pangan di Indonesia menjadi lebih rendah,” ujar Sugeng Suparwoto, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI dalam dialog interaktif di radio Elshinta (Selasa, 29/7/2025).

Di sisi lain, barang ekspor Indonesia ke Amerika Serikat dikenakan tarif 19%. Angka ini, meskipun tetap berupa kenaikan, dinilai sebagai kemajuan luar biasa. Tarif 19% ini adalah yang terendah di tingkat ASEAN, dibandingkan dengan Vietnam (20%), Malaysia (25%), bahkan Thailand (36%).

“Indonesia termasuk yang dikenakan tarif ekspor ke Amerika itu terendah di antara negara-negara ASEAN,” jelas Sugeng, menyoroti pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya.

Kondisi ini memberikan peluang besar bagi komoditas ekspor unggulan Indonesia seperti tekstil (meskipun industri tekstil dalam negeri sedang menghadapi tantangan), furnitur, dan perikanan. Dengan tarif yang lebih rendah, produk-produk Indonesia memiliki daya saing yang lebih baik dibandingkan negara kompetitor ASEAN lainnya di pasar AS.

Meski demikian, kenaikan tarif tetap berarti harga jual produk Indonesia di pasar AS akan lebih tinggi dari sebelumnya bagi konsumen Amerika. Namun, peluang Indonesia untuk tetap kompetitif di tingkat ASEAN masih terbuka lebar.

---