Dengan bantuan matematikawan David Treeby dan Aidan Sudbury, mereka membuktikan bahwa peluang tidak terbentuknya segitiga adalah kebalikan dari hasil perkalian n bilangan Fibonacci pertama.

Bayangkan, jika Anda memiliki enam batang, peluang Anda untuk gagal membentuk segitiga adalah 1 per 240—sebuah angka yang dirajut oleh benang-benang deret Fibonacci yang abadi.

Pola Fibonacci ini bukan hanya kumpulan angka, melainkan simfoni alam yang menari di antara batang-batang tersebut, menantang persepsi dan membuka mata kita pada keindahan matematika yang tersembunyi.

Ketika batang-batang itu diurutkan, syarat agar tidak membentuk segitiga menyerupai aturan deret Fibonacci: tiap batang harus setidaknya sebesar jumlah dua batang sebelumnya—sebuah gerak hukum alam yang mengandung keseimbangan sempurna antara kemungkinan dan kepastian.

Walau demikian, pembuktian mereka — menggunakan kalkulus integral berdimensi tinggi — membuka sebuah jendela ke dalam alam yang tak terlihat, di mana angka-angka menari bersama dalam harmoni yang tak terduga. Seperti pola spiral yang mengitari kerucut pinus, hubungan ini mengajarkan kita bahwa matematika bukan sekedar angka dan rumus kering, melainkan bahasa universal yang menyela keindahan alam dan logika.

Cerita mereka mengingatkan kita bahwa di antara kesederhanaan sebuah teka-teki dan kompleksitas dunia matematik, tersembunyi rahasia yang siap ditemukan oleh jiwa-jiwa muda yang penuh rasa ingin tahu dan keberanian untuk mengeksplorasi.

Sebuah undangan bagi kita semua untuk terus menyelami laut ilmu, menemukan pola-pola yang membimbing kita mengerti dunia lebih dalam, dan merayakan keindahan dalam logika yang tak ternilai.

Scientific American
Mengabdi pada ilmu pengetahuan selama 180 tahun, mengajak Anda menjaga api rasa ingin tahu tetap menyala demi masa depan cerah dunia sains. Bersambung.

1 2

Penulis: Ekowin

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

Selamat Hari Raya
Selamat Hari Raya Idul Fitri