Dr. Zakir Naik Siap Gelar Ceramah di Malang di Tengah Gelombang Penolakan

Malang — Dr. Zakir Naik, ulama internasional yang dikenal lewat ceramah-ceramahnya yang provokatif namun mencerahkan, dijadwalkan mengisi acara di Stadion Gajayana, Malang, malam ini (Kamis, 10 Juli 2025), usai salat Isya. Meski mendapat penolakan dari kelompok “Arek Malang Bersuara”, acara ini tetap akan digelar seperti rencana awal.
Koh Hani Kristianto, salah satu inisiator kegiatan ini, memastikan seluruh persiapan telah rampung. Ia pun mengundang masyarakat luas, termasuk yang non-Muslim, untuk hadir.
“Kami pastikan di acara ini Anda aman bersama umat Muslim, dan umat Muslim ini pasti menyenangkan dan bermanfaat buat Anda semua yang belum Islam,”
ujar Koh Hani.
Penolakan “Arek Malang Bersuara” & Respons Panitia
Penolakan terhadap kehadiran Dr. Zakir Naik pertama kali muncul melalui surat dari organisasi “Arek Malang Bersuara” tertanggal 5 Juli 2025. Koordinator kelompok ini, Abdul Aziz Mus, menilai bahwa Dr. Zakir adalah sosok yang “memecah belah” serta berpotensi mengganggu kerukunan antarumat beragama di Kota Malang.
Menanggapi tuduhan tersebut, Koh Hani dengan tegas membantahnya. Ia bahkan mengajak perwakilan “Arek Malang Bersuara” untuk hadir langsung dan menyaksikan ceramah Dr. Zakir.
“Kalau sampean Muslim, kita Muslim itu ada kenal tabayyun. Nah, ikuti ceramahnya. Jadi, ketika kita menuduh seseorang sebaiknya kita juga mengklarifikasi,”
tantangnya.
Menurut Koh Hani, jika Dr. Zakir Naik terbukti menyebarkan kebencian atau ujaran provokatif, panitia siap melaporkannya ke pihak berwajib. Ia juga mengingatkan bahwa pada kunjungan sebelumnya di tahun 2017, Dr. Zakir diterima baik oleh para ulama, MUI, dan pejabat tinggi negara seperti Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Dukungan Lintas Sektor & Surat Interpol
Panitia juga membeberkan sejumlah informasi yang memperkuat posisi Dr. Zakir. Salah satunya adalah surat resmi dari Interpol yang menyatakan bahwa Dr. Zakir tidak memiliki kasus hukum, tidak sedang bermasalah, dan tidak menyebarkan kebencian seperti yang dituduhkan.
Selain itu, dukungan terhadap acara ini datang dari berbagai pihak. Koh Hani mengklaim telah mengantongi 25 tanda tangan dukungan dari berbagai ormas Muslim se-Malang Raya, termasuk Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Irsyad, dan Persis.
“Ormas Arek Malang Bersuara ini apa? Mewakili Malang? Karena baru kedengaran,”
sindirnya.
Tak hanya dari umat Muslim, acara ini juga mendapat bantuan dari umat non-Muslim.
“Di Bandung itu dibantu umat Katolik. Bahkan teman-teman Kristen dan Hindu itu banyak jadi kru. Nanti lihat kru kita itu pas jam salat, yang mana yang enggak salat, lah itulah mereka yang bukan Muslim,”
ujar Koh Hani sambil menekankan bahwa acara ini mencerminkan nilai toleransi dan semangat Bhinneka Tunggal Ika.
Kesiapan Panitia & Pesan Damai
Persiapan teknis telah dimaksimalkan. Lebih dari 5.000 pendaftar sudah tercatat. Pengunjung disarankan hadir sebelum Magrib untuk menghindari antrean panjang. Untuk peserta Muslim, panitia menganjurkan membawa sajadah, debu tayamum, serta air minum.
Bagi yang ingin bersyahadat, panitia menyediakan opsi yang lebih privat di Ma’had As-Sofia Malang atau masjid terdekat, tidak harus dilakukan di stadion.
“Kalau tanganmu tidak bisa membantu, lebih baik mulutmu mendoakan. Kalau mulutmu juga mendoakan, lebih baik diam,”
pesan Koh Hani mengutip sebuah hadis, sebagai seruan damai untuk mereka yang tidak setuju agar tidak mengganggu jalannya acara.
Acara di Malang ini merupakan bagian dari rangkaian safari dakwah Dr. Zakir Naik di Indonesia. Setelah Malang, beliau dijadwalkan hadir di Bandung (12–13 Juli), lalu ke Bogor, dan akan ditutup di Jakarta (18–20 Juli). (*)
Penulis: Firnas