Eco Enzim: Solusi Cerdas Dukung Pengolahan Limbah.
Latihan pembuatan ekoenzim bersama Rotary Club of Malang Central, Rotary Club of Batu dan Rotaract Club of Malang Kutaraja.

Kota Malang, JATIMLINES.ID – Dalam upaya menyebarluaskan manfaat eco enzim, Rotary Club of Batu, Rotary Club of Malang Central dan Rotaract Club of Malang Kutaraja menyelenggarakan workshop latihan pembuatan eco enzim pada 5 Maret 2025 di Asrama SMAK Kolase Santo Yusuf Kota Malang. Kamis (6/3/2025).
Kemudahan pembuatan dan manfaat eco enzim yang beragam, eco enzim tidak hanya menjadi solusi bagi masalah bau dan limbah, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam mendukung gerakan ramah lingkungan serta dapat menjadi salah satu solusi inovatif untuk mengatasi masalah sampah dan limbah yang semakin mendesak.
KLIK DISINI UNTUK MEMBACA BERITA MENARIK LAINNYA
“Kami ingin eco enzim menjadi solusi yang bisa diadopsi oleh masyarakat luas, terutama dalam mengatasi masalah bau dan limbah organik,” tutur Bu Clara Rotary Club of Malang Central.
Pembuatan eco enzim terbilang sederhana dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Bahan-bahan yang dibutuhkan antara lain 9 liter air, 0,9 liter molase, dan 2,7 kilogram limbah organik segar. Limbah organik yang bisa digunakan meliputi sisa buah-buahan (kecuali salak), biji-bijian keras, kulit durian, serta sayuran segar (kecuali bawang merah, bawang putih, dan bahan yang sudah basi). Sementara itu, limbah organik yang tidak bisa digunakan untuk eco enzim tetap bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos.

“Selain itu, ada beberapa bahan yang perlu dihindari dalam pembuatan eco enzim, seperti bawang merah, bawang putih, alpukat (karena mengandung lemak dan mudah busuk), kulit salak, kulit durian (terlalu keras), dan cabai. Sebaliknya, bahan-bahan seperti melon, semangka (kaya air), kulit pisang, serta limbah sayuran segar seperti bayam dan kangkung sangat direkomendasikan,” ujar Bu Mike anggota Rotary Club of Batu dan selaku pemateri pelatihan pembuatan eco enzim.
Supaya hasil eco enzim optimal, disarankan menggunakan minimal lima jenis bahan baku organik. Hal ini akan memengaruhi kualitas dan aroma eco enzim yang dihasilkan. Selain itu, penting untuk memastikan bahan-bahan yang digunakan masih segar dan tidak terkontaminasi.
Eco enzim, produk ramah lingkungan yang terbuat dari fermentasi limbah organik, semakin populer berkat manfaatnya yang beragam. Selain bisa digunakan sebagai pengharum ruangan alami untuk menghilangkan bau tidak sedap, eco enzim juga dapat diolah menjadi bahan baku sabun mandi. Tak hanya itu, eco enzim ternyata memberikan dampak positif bagi para peternak bebek dan praktisi pengolahan limbah.
Tak hanya efektif menghilangkan bau, penyemprotan eco enzim juga terbukti mampu mengurangi populasi lalat dan serangga pengganggu lainnya. Hal ini membuat eco enzim semakin diminati sebagai solusi praktis dan ramah lingkungan.

“Salah satu manfaat utama yang dirasakan adalah kemampuan eco enzim menetralisir bau amonia yang dihasilkan dari limbah pakan bebek dan maggot. Dengan memanfaatkan eco enzim, saya dapat mengurangi hingga menghilangkan bau yang dihasilkan oleh limbah pakan bebek dan maggot yang saya budidayakan,” ujar Fani peternak bebek dan maggot dari Kota Batu yang turut hadir dalam acara pelatihan pembuatan Eco enzim.
Tak hanya efektif menghilangkan bau, penyemprotan eco enzim juga terbukti mampu mengurangi populasi lalat dan serangga pengganggu lainnya. Hal ini membuat eco enzim semakin diminati sebagai solusi praktis dan ramah lingkungan.
“Salah satu manfaat utama yang dirasakan adalah kemampuan eco enzim menetralisir bau amonia yang dihasilkan dari limbah pakan bebek dan maggot. Dengan memanfaatkan eco enzim, saya dapat mengurangi hingga menghilangkan bau yang dihasilkan oleh limbah pakan bebek dan maggot yang saya budidayakan,” ujar Fani peternak bebek dan maggot dari Kota Batu yang turut hadir dalam acara pelatihan pembuatan Eco enzim.
Melalui workshop ini, Rotary Club of Batu, Rotary Club of Malang Central, dan Rotaract Club of Malang Kutaraja berharap dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk memanfaatkan eco enzim sebagai bagian dari gaya hidup berkelanjutan.
Penulis: FIna Indriani
Editor: Red