Jakarta – Isu internal di tubuh Kepolisian Republik Indonesia (Polri) tengah menjadi sorotan publik setelah mencuat kabar kekecewaan seorang perwira tinggi, Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) Karyoto. Informasi ini pertama kali beredar di media sosial X (Twitter) melalui unggahan akun @MurtadhaOne1, yang menyebutkan bahwa Irjen Karyoto sempat meluapkan rasa kecewanya di hadapan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo. Kekecewaan tersebut dikabarkan muncul setelah dirinya batal menempati jabatan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri.
Berdasarkan rumor yang beredar, batalnya penempatan jabatan tersebut diduga terkait janji politik atau kesepakatan dalam rotasi jabatan yang tidak terealisasi. Hal ini memicu diskusi hangat di internal Polri, terutama terkait etika, kepatuhan terhadap pimpinan, serta integritas perwira tinggi dalam menerima keputusan organisasi.
Sejumlah pengamat menilai, jika benar adanya, sikap tersebut berpotensi menggerus wibawa institusi Polri. Lebih jauh lagi, hal ini memunculkan dugaan bahwa penentuan jabatan strategis di kepolisian tidak sepenuhnya berdasarkan profesionalisme dan kinerja, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor non-teknis seperti politik atau lobi kekuasaan.
Isu ini juga menimbulkan pertanyaan mendasar tentang makna loyalitas seorang perwira tinggi. Apakah loyalitas tersebut sepenuhnya ditujukan kepada institusi dan pimpinan, atau justru lebih condong pada kepentingan pribadi dan perebutan posisi? Sebagian kalangan menilai jargon “Ksatria Bhayangkara” akan kehilangan maknanya jika dihadapkan pada perilaku yang lebih mengedepankan ambisi pribadi ketimbang kepentingan organisasi dan negara.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Polri belum memberikan keterangan resmi terkait kebenaran isu tersebut. Namun, dinamika ini dinilai menjadi cerminan tantangan yang dihadapi Kapolri dalam menjaga soliditas internal, menguatkan transparansi, dan memastikan proses promosi jabatan berjalan berdasarkan meritokrasi.
Publik kini menunggu klarifikasi resmi dari Polri untuk memastikan apakah kabar tersebut sekadar rumor atau benar adanya. Bagaimanapun, kejadian ini menjadi pengingat bahwa menjaga kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian memerlukan komitmen penuh pada profesionalisme, netralitas, dan integritas, terutama di tingkat pimpinan.
Penulis: Fim