Ensiklopedia Islam

“Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur; maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi kaum yang berpikir.”
(QS. Az-Zumar [39]: 42)

Ia juga menyebutkan hadis riwayat Muslim yang menegaskan bahwa ruh dicabut lebih dahulu sebelum mata tertutup, bukan sebaliknya.
Dengan tegas ia menyampaikan:
“Yang benar-benar tahu kapan seseorang meninggal adalah Allah, karena pencabutan ruh adalah perkara gaib. Dokter hanya bisa mengamati tanda-tanda fisik seperti berhentinya jantung dan napas.”
Dr. Farchan juga menekankan bahwa penyebab sejati kematian bukanlah penyakit, kecelakaan, atau serangan jantung, melainkan ajal yang telah ditentukan oleh Allah. Hal ini diperkuat dengan firman Allah dalam QS. Ali ‘Imran ayat 185:
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.”
(QS. Ali ‘Imran [3]: 185)
Serta dalam QS. An-Nisa ayat 78:
“Di mana pun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh.”
(QS. An-Nisa [4]: 78)
Pengingat untuk Para Tenaga Kesehatan
Menjelang akhir kajian, dr. Farchan membagikan pengalaman pribadinya saat pertama kali menghadapi kematian pasien.
“Dua malam saya tidak bisa tidur, terus bertanya: apa yang salah? Namun saya sadar, kematian adalah ketetapan Allah.”
Ia pun mengingatkan bahwa tenaga kesehatan adalah pihak yang paling sering bersentuhan dengan kematian. Maka dari itu, mereka seharusnya menjadi orang yang paling sering pula merenungi hakikat kematian.
“Jangan sampai karena terbiasa melihat kematian, hati kita jadi mati,” ucapnya dengan penuh haru.
Pesan Penutup
Sebagai penutup, dr. Farchan mengutip perkataan Imam As-Suyuthi dalam kitab Nuzhatul Khawatir:
“Cukuplah kematian sebagai nasihat, dan waktu sebagai pemisah.”
Ia juga menukil sabda Rasulullah ﷺ:
“Jika kamu shalat, shalatlah seakan-akan itu adalah shalat terakhirmu.”
Pesan tersebut menjadi pengingat bagi setiap hamba agar senantiasa hidup dalam kesadaran akan kematian, dan tidak menunda-nunda dalam melakukan amal kebaikan.
Penulis: Fim