BATU (jatimlines.id) – Komite Ekonomi Kreatif (KEK) Kota Batu bersama dengan Bagian Perekonomian dan SDA, Disparta, Diskominfo, Diskumperindag, Dispertan dan Bappelitbangda Kota Batu, melakukan kunjungan “Jejaring Pariwisata dan Ekonomi Kreatif”, dengan tujuan awal ke Kantor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) RI, Selasa (27/2/2024) pagi.
Rombongan dari Komite Ekonomi Kreatif Kota Batu ini disambut oleh Kabid Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Ekonomi Kreatif, Hari Nur Sukarna, dan Deputi Bidang Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan, Sumiyati. Kabag Perekonomian dan SDA Setda Kota Batu, Emilyati, mengatakan, Komite Ekonomi Kreatif Kota Batu baru terbentuk pada 1 November 2023, sehingga masih perlu banyak belajar.
“Kami ingin belajar bagaimana kontribusinya KEK kepada pemerintah seperti apa. Kami juga masih terbentur dengan regulasi untuk membuat Komite Ekonomi Kreatif bisa berkolaborasi dengan pemerintah,” terangnya.
Emilyati juga menyebutkan, KEK Kota Batu sudah melakukan Mapping Data dan Visioning yang nantinya akan melahirkan beberapa rencana program. Program-program tersebut sekaligus akan dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025.
“Untuk itu kami merasa perlu belajar di Kementerian Pariwisata untuk mendapatkan pencerahan dan masukan, apa yang harus dilakukan,” imbuhnya.
Wakil Ketua KEK Batu, Agus Herman Susanto, menjelaskan, keberadaan KEK Kota Batu bertujuan untuk mengakselerasi ekonomi kreatif yang sudah ada di Kota Batu serta mengoptimalisasi potensi dengan branding kota wisatanya.
“Dimungkinkan masih banyak potensi wisata yang masih belum terangkat,” kata Agus.
Kabid Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Ekonomi Kreatif, Baparekraf, Hari Nur Sukarna, menerangkan, di dalam Baparekraf terdapat beberapa direktorat. Diantaranya Direktorat Tata Kelola Ekonomi Digital, Direktorat Aplikasi, Permainan, TV dan Radio. Selain itu juga ada Direktorat Kekayaan Intelektual Industri Kreatif.
“Arah pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif bertugas untuk menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis pengembangan ekonomi digital dan produk kreatif di bidang ekonomi kreatif,” jelas Nur Sukarna.
Nur Sukarna, menambahkan, Baparekraf RI juga memiliki program Baparekraf for Startup. Dimana Baparekraf RI menginisiasi program yang mendukung ekosistem startup digital Indonesia, untuk merealisasikan optimisme ekonomi nasional.
“Ada juga program Santri Digital Primer Indonesia yang merupakan sebuah platform edukasi yang ditujukan kepada para santri agar dapat mengakses dengan mudah pelatihan online. Untuk meningkatkan skill baik secara teknis maupun non teknis dalam bidang digital dan kreatif,” papar Nur Sukarna.
Nur Sukarna juga berpesan agar di Kota Batu, KEK bisa terus menjaga dan meningkatkan animo pelaku ekraf untuk berproduksi mengembangkan produknya sendiri, agar bisa dibuat lebih baik dan semakin meningkatkan daya tarik pembeli.
“Sejalan dengan niat awal ‘Mas Menteri’ (Menparekraf) saat memimpin di awal-awal masa pandemi, agar proses pelaku ekonomi kreatif terus berproduksi,” imbuhnya.
Selain itu, Nur Sukarna juga berpesan agar KEK Kota Batu tidak pernah berhenti untuk berdiskusi dengan para pelaku ekraf, serta selalu membuat komunikasi dua arah dengan para penggerak dari komunitas lain di kota-kota yang lain.
“Khususnya kota-kota yang sudah punya sejarah dengan ekraf yang lebih terkenal, seperti di Bandung, Jatiwangi, Jogja bahkan dengan Kota Malang sendiri,” pungkasnya. (ags)