KTT ASEAN, JATIMLINES.ID – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN merupakan pertemuan utama yang mempertemukan para pemimpin negara anggota ASEAN untuk mendiskusikan isu-isu strategis yang mempengaruhi kawasan Asia Tenggara. Jumat (21/3/2025).
Selain sebagai forum diplomasi regional, KTT ini juga berfungsi sebagai wadah kerja sama dengan negara mitra seperti Amerika Serikat, China, Jepang, dan Uni Eropa.
Dalam menghadapi dinamika global yang terus berkembang, ASEAN berupaya menjaga stabilitas, memperkuat daya saing ekonomi, serta mengatasi berbagai tantangan geopolitik.

Kemudian pada tahun 2025, Malaysia kembali memegang peran sebagai ketua ASEAN dengan mengusung tema “Inklusivitas dan Keberlanjutan”, yang menjadi fokus utama dalam kepemimpinannya sepanjang tahun.
KTT ASEAN 2025 di Malaysia Mendatang
Dilansir dari Tempo.co, pada 1 Januari 2025, Malaysia secara resmi mengambil alih posisi sebagai tuan rumah ASEAN 2025. Ini merupakan kali kelima Malaysia menduduki jabatan tersebut setelah sebelumnya memimpin ASEAN pada tahun 1977, 1997, 2005, dan 2015.
Dalam penutupan KTT ASEAN ke-44 dan ke-45 di Vientiane, Laos, pada Oktober 2024, Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone secara simbolis menyerahkan tongkat kepemimpinan kepada Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.
Sebagai pemimpin ASEAN tahun 2025, Malaysia berkomitmen untuk menangani berbagai isu mendesak, termasuk konflik di Laut China Selatan dan krisis politik di Myanmar. Selain itu, Malaysia juga akan menyelenggarakan lebih dari 300 pertemuan dan program utama, sebagaimana dikutip dari Antara.

Sepanjang tahun ini, Malaysia merencanakan berbagai inisiatif di sektor kecerdasan buatan (AI), energi baru terbarukan, pariwisata, dan perawatan kesehatan. Pada Mei 2025, Malaysia juga dijadwalkan menjadi tuan rumah KTT perdana ASEAN-Gulf Cooperation Council (GCC) Plus China, serta menyelenggarakan pertemuan pemimpin ASEAN dengan negara mitra di akhir tahun.
Sejarah dan Tujuan KTT ASEAN
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) berdiri pada 8 Agustus 1967 dengan tujuan menciptakan stabilitas politik dan ekonomi di kawasan. KTT ASEAN pertama kali digelar pada 1976 di Bali, Indonesia, dan sejak itu menjadi ajang diskusi penting yang berlangsung secara berkala.
Beberapa tujuan utama KTT ASEAN antara lain:
KTT ASEAN memiliki beberapa tujuan utama yang menjadi landasan kerja sama regional. Salah satunya adalah mendorong integrasi ekonomi melalui berbagai perjanjian perdagangan dan investasi guna memperkuat daya saing kawasan.
Selain itu, stabilitas politik dan keamanan juga menjadi prioritas, dengan upaya menjaga perdamaian serta mencegah potensi konflik di Asia Tenggara. ASEAN juga berupaya menjalin kemitraan strategis dengan negara-negara besar untuk meningkatkan pengaruhnya di kancah global.

Di sisi lain, pembangunan berkelanjutan di sektor sosial, budaya, dan lingkungan terus dipromosikan guna menciptakan kawasan yang lebih inklusif dan berdaya tahan terhadap tantangan masa depan.
Isu-isu Strategis dalam KTT ASEAN 2025
Ekonomi dan Integrasi Perdagangan
Ekonomi dan integrasi perdagangan menjadi salah satu fokus utama ASEAN dalam memperkuat daya saing kawasan. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah implementasi perjanjian RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership), yang bertujuan memperkuat kerja sama perdagangan di Asia-Pasifik.
Selain itu, ASEAN juga merumuskan berbagai strategi untuk menghadapi tantangan ekonomi global, termasuk upaya pemulihan pascapandemi serta stabilisasi rantai pasok guna memastikan kelancaran arus barang dan jasa di tengah dinamika ekonomi dunia.
Stabilitas dan Keamanan Regional
Stabilitas dan keamanan regional merupakan aspek krusial dalam kerja sama ASEAN, terutama dalam menghadapi berbagai tantangan geopolitik dan ancaman keamanan. Salah satu isu utama yang menjadi perhatian adalah penyelesaian konflik di Laut China Selatan, yang melibatkan beberapa negara ASEAN dan China.

Selain itu, ASEAN juga berupaya meningkatkan kerja sama dalam menangani kejahatan lintas negara serta memperkuat keamanan siber guna melindungi infrastruktur digital dan data masyarakat di era teknologi yang semakin maju.
Perubahan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan
Perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan menjadi perhatian utama dalam kerja sama regional ASEAN. Negara-negara anggota berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon dengan mendorong transisi menuju energi terbarukan sebagai langkah strategis dalam menghadapi tantangan lingkungan global.
Selain itu, ASEAN juga terus merancang dan mengimplementasikan strategi mitigasi bencana alam guna meminimalkan dampak negatif perubahan iklim terhadap ekonomi dan lingkungan, sehingga menciptakan kawasan yang lebih tangguh dan berkelanjutan.
Transformasi Digital dan Teknologi
Transformasi digital dan kemajuan teknologi menjadi salah satu fokus utama ASEAN dalam beberapa tahun terakhir. Kawasan ini terus mengembangkan ekosistem digital yang lebih terintegrasi, termasuk dalam sektor e-commerce serta pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing ekonomi.

Selain itu, ASEAN juga berupaya memperkuat regulasi terkait keamanan data dan perlindungan privasi guna memastikan ekosistem digital yang aman dan terpercaya bagi masyarakat serta pelaku industri di era digital yang semakin berkembang pesat.
Dampak dan Prospek ASEAN di Masa Depan
ASEAN saat ini terdiri dari 10 negara anggota: Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Sementara itu, Timor Leste telah diterima secara prinsip sebagai anggota ke-11 pada KTT ASEAN 2022 di Phnom Penh, Kamboja, dan menargetkan keanggotaan penuh pada 2025.
ASEAN memiliki populasi lebih dari 700 juta jiwa dengan luas wilayah mencapai 4,5 juta kilometer persegi. Pada 2023, organisasi ini mencatat produk domestik bruto (PDB) sebesar US$3,8 triliun, menjadikannya sebagai ekonomi terbesar kelima di dunia.

Dalam beberapa tahun terakhir, ASEAN telah mencapai berbagai kemajuan signifikan di berbagai sektor. Salah satu pencapaian utamanya adalah peningkatan daya saing ekonomi melalui integrasi perdagangan yang semakin erat di kawasan, yang memungkinkan arus investasi dan perdagangan menjadi lebih lancar.
Selain itu, stabilitas politik dan keamanan di kawasan juga terus terjaga, berkontribusi terhadap perdamaian regional dan mencegah potensi konflik yang dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi.
Kemudian, ASEAN juga menunjukkan komitmen kuat terhadap keberlanjutan dengan mengembangkan berbagai inisiatif di bidang ekonomi hijau dan transisi menuju energi terbarukan, sebagai upaya untuk menghadapi tantangan lingkungan dan perubahan iklim.
Kesimpulan
KTT ASEAN bukan sekadar pertemuan diplomatik tahunan, tetapi juga menjadi ajang strategis dalam menentukan arah kebijakan bagi kawasan Asia Tenggara. Dengan kepemimpinan Malaysia di tahun 2025, ASEAN berupaya memperkuat kerja sama bilateral dan multilateral, menangani tantangan geopolitik, serta memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Sebagai bagian dari komunitas internasional, ASEAN membuktikan bahwa kolaborasi regional tetap relevan dalam membangun masa depan yang lebih inklusif dan stabil bagi masyarakat di kawasan. Dengan semangat kerja sama dan inovasi, ASEAN siap menghadapi tantangan global serta memperkokoh perannya sebagai kekuatan ekonomi dan politik yang berpengaruh di dunia.
Penulis: Nana
Editor: Red