Malang Book Party Tingkatkan Literasi Generasi Muda

Malang, JATIMLINE.ID – Malang Book Party sukses menggelar acara Ngabuburead & Journaling di Parmuse, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, pada Minggu (9/3/2025).
Berawal dari kecintaan terhadap buku, komunitas Book Party di Jakarta menginisiasi kegiatan berbagi tentang buku yang telah dibaca. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak orang tertarik untuk bergabung dalam aktivitas berbagi literasi ini. Akhirnya, relasi dari berbagai daerah lain juga mulai membentuk komunitas Book Party mereka sendiri.
“Sekarang sudah banyak sekali, ada sekitar 70-an komunitas Book Party yang tersebar di berbagai daerah,” ungkap Gunawan Dewantoro, Koordinator Malang Book Party yang akrab disapa Dean.
Tujuan utama Malang Book Party adalah memberikan pengalaman literasi yang menyeluruh kepada individu, mulai dari awal kedatangan hingga akhir acara, guna meningkatkan minat baca di kalangan generasi muda.
“Berawal dari buku, aku juga belajar banyak, seperti dari buku Atomic Habits, bahwa kebiasaan kecil bisa berdampak besar. Hal-hal kecil yang kita pelajari bisa memberikan pengaruh positif pada orang lain. Bahkan, mereka yang pernah datang biasanya kembali lagi, yang berarti konsep ini berhasil,” ujar Dean.
Yang membedakan Malang Book Party dengan komunitas literasi lainnya adalah pendekatan human to human, di mana peserta berbagi tentang buku yang mereka baca serta alasan pemilihannya. Selain itu, komunitas ini juga menjadi wadah untuk mengelola stres melalui literasi dengan mengekspresikan gagasan dan keresahan.
“Banyak komunitas lain yang mengadakan sesi berbagi, tetapi kami lebih menekankan pendekatan personal agar anggota dapat berbaur dengan nyaman. Setelah mereka merasa nyaman, barulah literasi dapat ditanamkan dengan lebih efektif,” jelas Dean.
Selain itu, komunitas ini juga melatih keterampilan komunikasi dan menetapkan batasan dalam berbagi agar tidak terjadi over-sharing. Setiap relawan di Malang Book Party memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing, yang diharapkan dapat menjadi bekal pengalaman kerja di masa depan.
“Kami memiliki sistem rekrutmen yang cukup detail, meskipun ini adalah komunitas relawan. Kami tetap menekankan seleksi yang cermat, termasuk menggunakan tes DISC untuk mengidentifikasi kepribadian calon anggota. Setelah itu, kami mengadakan upgrading melalui berbagai pelatihan agar mereka dapat bekerja secara optimal,” ungkap Dean.

Tes DISC (Dominance, Influence, Steadiness, Conscientiousness) digunakan untuk memahami tipe kepribadian setiap individu dalam komunitas. Selain itu, penting juga untuk mengetahui tujuan pribadi masing-masing anggota agar kepentingan kedua belah pihak dapat terpenuhi.
“Lingkungan yang nyaman dan orang-orang yang suportif membuat saya betah di Malang Book Party. Tidak ada yang menghakimi, dan kami bebas membawa buku apa saja. Bahkan jika tidak membawa buku pun, tetap didukung. Harapan saya, komunitas ini bisa menjangkau lebih banyak daerah yang masih kekurangan akses literasi, seperti wilayah pedalaman,” ungkap Muhammad Zaid Abdurrahman, Ketua Pelaksana.
Acara kali ini mengusung tema Ngabuburead & Journaling, yang muncul karena mayoritas peserta Malang Book Party adalah anak muda. Journaling dengan konsep time capsule diharapkan dapat memotivasi mereka dalam mewujudkan impian dan tujuan hidup mereka.

Melalui sesi berbagi dan eksplorasi literasi di Malang Book Party, peserta dapat mempertajam pemahaman mereka terhadap dunia literasi yang mereka tekuni. Literasi dan tulisan juga menjadi sarana ekspresi diri serta refleksi untuk pengembangan pribadi yang lebih baik.
“Tulisan dan literasi sangat penting. Misalnya, jika kita hanya memiliki pemahaman tanpa literasi, kita tidak akan bisa membantu orang lain secara maksimal. Namun, dengan pemahaman literasi yang baik, kita dapat memberikan solusi dan kontribusi nyata dalam memajukan masyarakat,” tutup Ahmad Muzammil, salah satu peserta Malang Book Party.
Penulis: Fina Indriani
Editor: Schaldy