Membangun Generasi yang Lebih Baik: Menanam Kebaikan, Menumbuhkan Kebajikan
Berbagi Takjil Ceria Bersama Rotaract

Batu, JATIMINES.ID – Rotaract Malang Area sukses gelar “Berbagi Takjil Ceria Bersama Rotaract” di Dadaprejo, Junrejo, Kota Batu, pada Sabtu (8/3/2025).
Kegiatan yang bertema sebarkan kebaikan, raih kebahagiaan ini adalah giat bagi-bagi takjil dan buka bersama.
Perlu diketahui, acara meriah ini digagas oleh Rotaract Club Of Malang Kutaraja, Rotaract Club Of Ma Chung University dan Rotaract Club Of Cakra Buana Solo Raya, yang kemudian disponsori oleh Rotary Club Of Malang Central, Hidayat Fam dan Wong Batu Bersatu (WBB).
Acara ini diwarnai dengan sesi fellowship, saling bertukar wawasan dan saling mengenal lebih jauh terkait visi misi organisasi.

Kegiatan menarik ini tidak hanya berorientasi sosial saja, tetapi juga tentang bagaimana cara organisasi dan individu bertumbuh bersamaan.
Bagi banyak orang, terutama generasi muda, kegiatan sosial menjadi salah satu cara efektif untuk mengembangkan diri, baik dari segi kepribadian, keterampilan, maupun jaringan.
Melalui kegiatan sosial, kita tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga belajar memahami realitas kehidupan, meningkatkan empati, dan mengasah kemampuan kepemimpinan.
Kolaborasi ini menunjukkan betapa pentingnya sinergi antarorganisasi. Melalui kerja sama ini, para anggota Rotaract belajar bagaimana membangun relasi dengan berbagai pihak, memahami visi misi organisasi lain, dan mengelola sumber daya secara efektif. Proses ini tidak hanya memperluas wawasan mereka, tetapi juga melatih kemampuan komunikasi.
Scherly Auliya Hidayati, President Rotaract Club Of Malang Kutaraja, menekankan bahwa kegiatan sosial seperti ini adalah sarana untuk mengembangkan potensi diri.
“Rotaract bukan sekadar organisasi sosial. Di sini, kami belajar menjadi pemimpin, mengelola acara, dan bekerja sama dengan berbagai pihak. Semua ini adalah bekal berharga untuk masa depan,” ungkap Scherly.
Selain empati, kegiatan sosial juga menjadi ajang untuk membangun jaringan dan mengasah kemampuan kepemimpinan. Dalam kegiatan bagi-bagi takjil ini, para anggota Rotaract tidak hanya berinteraksi dengan masyarakat, tetapi juga dengan anggota organisasi lain seperti Rotary Club dan WBB.
Proses ini melatih mereka untuk berkomunikasi dengan berbagai kalangan, mengelola tim, dan mengambil keputusan secara efektif.
Bobby Miracle Hardiansyah selaku Vice Presiden Rotaract Ma Chung University menambahkan bahwa struktur organisasi Rotaract yang terhubung dengan Rotary Club dan Interact memberikan ruang bagi anggotanya untuk berkembang.
“Rotary adalah mentor kami. Mereka membimbing kami dalam menjalankan kegiatan sosial, seminar, dan event lainnya. Ini adalah kesempatan emas untuk belajar langsung dari para profesional,” ungkapnya
Past President Rotaract Club Of Malang Kutaraja Schaldy Maulidi Hidayat menyampaikan bahwa, Kegiatan pengabdian masyarakat itu juga mengajarkan pentingnya empati dan kepedulian terhadap sesama.
Berkomunikasi dari hati ke hati dengan masyarakat, diharapkan dapat memberi pandangan untuk member dalam memahami berbagai persoalan yang dihadapi oleh orang-orang di sekitar mereka.
Hal ini tidak hanya membuka mata mereka terhadap realitas sosial, tetapi juga mendorong mereka untuk berpikir kreatif dalam mencari solusi.
“Kegiatan ini mengajarkan kita untuk saling menghormati, teman-teman yang sedang menjalankan ibadah puasa kita support ibadahnya. Toleransi, menjaga kerukunan, silahturahmi, merupakan bentuk kita mewujudkan perdamaian yang selaras dengan fokus Rotary,” ungkap Schaldy yang juga Sekertaris dari WBB itu.
Pada dasarnya, kegiatan sosial adalah investasi untuk diri sendiri. Melalui kegiatan ini, kita tidak hanya memberikan dampak positif bagi masyarakat, tetapi juga mengembangkan soft skills yang sangat dibutuhkan di dunia kerja dan kehidupan sehari-hari. Kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, memimpin, dan berpikir kritis adalah beberapa contoh keterampilan yang bisa diasah melalui kegiatan sosial.
Bagi generasi muda, kegiatan sosial seperti yang dilakukan oleh Rotaract Club of Malang Kutaraja adalah bukti bahwa berbagi dan tumbuh bisa berjalan beriringan. Dengan semangat kolaborasi dan kepedulian, mereka tidak hanya menebar manfaat bagi masyarakat, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk masa depan mereka sendiri.

Melalui pesannya, Mbah To mengajak semua pihak untuk turut berpartisipasi dalam menciptakan lingkungan yang penuh dengan kebaikan dan kebajikan.
“Menanam kebaikan atau nandur kebecikan adalah investasi untuk masa depan. Seperti filosofi Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, jadi apa-apa gagasan yang sekiranya telah disampaikan oleh bapak-bapak ini merupakan inisiatif yang baik yang pertama yang dikerjakan itu untuk menanam nilai sosialitas nilai kebaikan dan nilai pengabdian untuk turut berinisiatif memiliki gagasan, orang tua itu memiliki rencana nandur kubecikan untuk anak cucu untuk membangun generasi yang lebih baik” tutup Mbah To selaku ketua WBB.
Penulis: Fina Indriani
Editor: Schaldy