Urban farming yang diprakarsai oleh Novandya bukan sekadar bercocok tanam di perkotaan.

“Kami memelihara maggot yang diberi makan bahan organik dari limbah rumah tangga maupun pasar. Maggot yang sudah tumbuh kemudian jadi pakan untuk ikan, ayam, dan hewan ternak lainnya,” jelas Novandya. Proses ini menciptakan siklus yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Oikoscycle.

Selain itu, urban farming ini membuka peluang pelatihan untuk warga sekitar. Novandya ingin menularkan ilmu serta membumikan konsep peternakan maggot dan pengelolaan sampah organik yang benar kepada masyarakat.

Ia percaya bahwa edukasi menjadi kunci keberhasilan pengelolaan limbah di tingkat komunitas.

“Kalau ilmu ini sampai ke warga, mereka tidak lagi melihat sampah sebagai masalah, tapi sebagai peluang ekonomi,” tegasnya.

Meski sudah melakukan berbagai upaya, Novandya menyadari masih banyak tantangan, terutama dalam hal pemahaman dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk warga dan pemerintah.

“Kadang orang tidak mau repot, dan pengetahuan tentang maggot pun belum luas. Kita harus terus menumbuhkan kesadaran ini supaya ada perubahan perilaku,” ujar dia.

Selain itu, kebijakan pemerintah yang memotong sebagian anggaran juga menjadi kendala. Menurut Novandya, anggaran yang dipangkas memengaruhi berbagai program lingkungan dan pelatihan yang sebenarnya sangat dibutuhkan untuk mendukung usaha seperti Oikoscycle.

Namun, ia tetap optimis dan percaya bahwa dengan kerja keras dan inovasi, usaha pengolahan limbah berbasis maggot ini dapat menjadi model yang efektif dan dibangun di berbagai daerah.

Melalui perjuangannya, Novandya bukan hanya mengelola limbah secara efisien, tapi juga berusaha menggugah kesadaran lingkungan sekaligus memberikan nilai ekonomis kepada masyarakat. Dengan pendekatan yang inklusif, Oikoscycle memberdayakan warga agar tidak hanya menjadi konsumen pengelolaan limbah, tapi juga pelaku aktif dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

Maggot, yang sebelumnya sering dianggap menjijikkan, kini justru menjadi primadona dalam pengelolaan sampah organik. Larva lalat ini memiliki kemampuan luar biasa untuk menguraikan limbah organik secara cepat dan menghasilkan produk bernilai tinggi seperti protein pakan ternak.

Novandya pun berharap proyek urban farming dan pengolahan limbah Oikoscycle bisa terus berkembang dan menginspirasi generasi muda lain untuk tidak takut berinovasi di bidang lingkungan.

“Jika semua orang mau berkontribusi, mulai dari lingkup terkecil seperti RT atau kampung, maka masalah sampah bukan lagi beban besar, tapi solusi ekonomi yang menjanjikan,” katanya penuh semangat.

Novandya Tjokrosoeharto membuktikan bahwa melalui keberanian, inovasi, dan kerja keras, generasi muda mampu menciptakan solusi nyata untuk permasalahan lingkungan. Oikoscycle bukan hanya bisnis pengolahan sampah, tapi juga gerakan perubahan sosial yang mengajak semua pihak untuk lebih peduli dan mandiri dalam menjaga bumi.

1 2

Penulis: Win

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

Selamat Hari Raya
Selamat Hari Raya Idul Fitri