Peluang Bisnis Dengan Mungungkap Potensi Produk Perhutani

Malang, JATIMLINES.ID – Para pebisnis produk kehutanan membagikan ilmu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait produk parfum UMKM dalam event Grasse van Java International Exhibition 2025. Acara ini diselenggarakan oleh Depo Aroma Malang di Malang Creative Center (MCC) pada Sabtu, 25 Januari – Minggu, 26 Januari 2025.
Selain meningkatkan antusiasme masyarakat, event ini juga dihadiri oleh civitas akademika yang membahas potensi produk-produk perhutani yang dapat diolah menjadi produk wewangian.
Salah satu produk perhutani yang memiliki potensi besar adalah gaharu. Produk hutan ini memiliki permintaan tinggi di pasar internasional. Pengembangan produk gaharu menjadi penting untuk memastikan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan pembeli. Apalagi, Indonesia merupakan negara dengan jumlah spesies gaharu terbanyak di dunia. Sebanyak ≥ 27 spesies gaharu tersebar secara alami di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, sedangkan ≥ 7 spesies telah dikembangkan di Indonesia. Budidaya gaharu juga dilakukan di Jawa, meskipun kualitasnya berbeda dengan gaharu yang tumbuh di habitat aslinya.
Produk gaharu memiliki tantangan tersendiri, karena pohon ini harus terinfeksi jamur atau bakteri agar dapat dimanfaatkan untuk produksi wewangian. Proses ini disebut dengan inokulasi. Selain untuk produk wewangian, gaharu juga memiliki potensi pasar yang tinggi sebagai bahan baku dupa, bahan tambahan kosmetik, serta parfum.
“Para pebisnis gaharu harus berkenalan dengan orang-orang yang sudah ahli di bidang ini agar dapat membedakan gaharu asli dan palsu. Pasar gaharu sebagian besar berasal dari luar negeri dengan ketentuan dan penyesuaian permintaan dari pembeli,” tutur Ir. Sentot Adi Sasmuko, M.Si., pemateri dalam Talk Show Atsiri: Mengungkap Keajaiban Minyak Gaharu.
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Program Studi Kehutanan, turut memamerkan prototipe produk olahan kehutanan berupa essential oil. Produk ini memanfaatkan sumber daya kehutanan terbesar, yaitu minyak atsiri. Pada kesempatan ini, UMM bekerja sama dengan KHDTK (Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus) Pujon untuk membawa produk essential oil dari budidaya sereh yang banyak ditemukan di Pujon, Kabupaten Malang.

“Sereh mengandung bahan aktif yang dapat membunuh mikroba dan berfungsi sebagai anti-nyamuk. Oleh karena itu, produk minyak atsiri berbahan baku sereh memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Minyak atsiri ini diperoleh melalui metode destilasi uap, di mana tanaman yang mengandung atsiri dimasukkan ke dalam alat destilasi, kemudian diproses lebih lanjut melalui kondensasi hingga menghasilkan minyak atsiri,” tutup Naresvara Nircela Pradipta, S.Hut., M.Sc., perwakilan Universitas Muhammadiyah Malang, Program Studi Kehutanan.
- Raffi Ahmad Kunjungi Malang, Perkuat Ekonomi Kreatif dan UMKM
- Pentingnya Ketahanan Pangan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia
- Prabowo Akan Resmikan Bank Emas Pertama di Indonesia
- Presiden Prabowo Subianto Melantik 961 Kepala dan Wakil Kepala Daerah Serentak
- Megawati Dinobatkan sebagai Pemain Voli Putri Terbaik Dunia 2025
Penulis: Fina Indriani
Editor: Red