Pembangunan Lumbung Padi di Desa Pendem: Tantangan dan Keseimbangan

Kepala Desa Pendem, Kota Batu, Tri Wahyuwono Efendi

BATU, JATIMLINES.ID – Kepala Desa Pendem, Tri Wahyuwono Efendi, saat ditemui di wisma kediamannya, oleh tim Jatimlines.id Minggu 5 Januari 2025 terkait Desa Swasembada Pangan di Kota Batu menuturkan bahwa, komitmen kuat Desa Pendem, Kec.Junrejo ini dalam menjaga luasan tanaman padi, untuk menjadi lebih luas daripada sebelumnya.

“Luas lahan padi di Dusun Sekar Putih sampai saat ini sudah mencapai 55 hektare. Sedangan di Dusun Caru 55 hektare, di Dusun Mojorejo 35 hektare dan di Pusdik Arhanud 5 hektare,” tutur Kades ini sembari tersenyum ramah.

Menurutnya, masih ada program yang sedang dijalankan oleh pemerintah pusat dan menjadi komitmen utama pemerintah Republik Indonesia, untuk menjadi fokus utama Desa Pendem.

Artinya, dukungan terhadap kelompok tani dan petani di Desa Pendem tetap berlangsung, meski rencana kegiatan surat-surat larangan sedang dipertimbangkan.

Ngatminah Petani asli warga Desa Pendem, Kec. Junrejo, Kota Batu, saat ditemui disawahnya.

“Progres dalam pengelolaan lumbung padi terus berlanjut, dengan inovasi kebijakan melalui anggaran dana desa. Sebagai contoh kongkrit, pada tahun 2024 program pemberian bibit gratis kepada kelompok tani dilaksanakan dengan sukses. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian di daerah tersebut yang diwujudkan dalam pendistribusian 150 bibit secara cuma-cuma,” bebernya.

“Para petani lokal juga berperan dalam pencapaian keberhasilan program ini, dengan dukungan dari dinas pertanian dan desa, serta bantuan dari kementerian desa yang terus diamati. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah perubahan dalam minat generasi muda terkait usaha pertanian. Semakin berkurangnya minat generasi muda dalam bidang pertanian menjadi perhatian utama guna menjaga kelangsungan sektor pertanian di Desa Pendem,” tandasnya.

Komitmen Desa Pendem, lanjut dia, dalam menjaga lahan pertanian merupakan hal yang penting. Kendala dengan masuknya petani dari luar desa yang menyewa lahan untuk tanaman buah seperti jeruk, menjadi perhatian serius. Belum adanya regulasi yang mengatur hal ini menyulitkan upaya dalam menjaga lahan pertanian di daerah tersebut.

Waktu terpisah, Ketua Gapoktan Desa Pendem, Suroso mengeluh terkaitan pentingnya menjaga daerah Desa Pendem sebagai kawasan lumbung pangan Kota Batu. Menurutnya, melindungi lahan pertanian yang semakin sempit dari ekspansi perkotaan merupakan hal yang sangat vital. Terutama dengan semakin redupnya minat generasi muda terhadap usaha pertanian.

Selain itu, Suroso juga menyoroti kebijakan pemerintah terkait klasifikasi lahan sawah yang dilindungi (LSD) di wilayah Pendem. Hal ini penting untuk menjaga keberlanjutan lahan pertanian di tengah ancaman pembangunan permukiman dan industri yang masif, yang tak pantas di wilayah tersebut. Namun, masuknya petani dari luar desa yang menyewa lahan untuk menanami tanaman buah, terutama jeruk, menjadi kendala serius yang dihadapi.

Petani usai membajak sawahnya di Desa Pendem, Kec. Junrejo, Kota Batu, untuk berkelanjutan menanam padi.

“Menyewa lahan pertanian untuk jangka waktu lama, kira-kira sekitar 10 tahun, oleh petani buah dari luar desa menciptakan tantangan tersendiri bagi kelompok tani setempat. Para penyewa ini menjadi kendala dalam menjaga lahan pertanian yang seharusnya menjadi lumbung pangan Desa Pendem. Hingga saat ini, belum ada regulasi yang mengaturnya. Sehingga diharapkan pemerintah desa, dapat mengeluarkan kebijakan yang melindungi lahan pertanian sebagai dasar hukum yang kuat,” ujar Ketua Gapoktan Desa Pendem.

“Dengan semangat untuk menjaga keberlanjutan dan keberagaman lahan pertanian di daerah Pendem, Gapoktan Sri Mulyo Pendem berharap agar adanya regulasi yang jelas dan perlindungan yang kuat untuk mencegah penanaman tanaman selain padi di wilayah lumbung pangan Desa Pendem. Semua upaya ini bertujuan untuk memastikan keberlanjutan sektor pertanian demi ketahanan pangan yang berkelanjutan,” ujarnya.

Di sisi lain, Ketua RW 08, Dusun Sekar Putih, Parwoto, memberikan harapan bahwa Desa Pendem dapat menjadi lumbung pangan untuk Kota Batu pada tahun 2045 khususnya di Dusun Sekar Putih. Dukungan dan kepedulian masyarakat Desa Pendem terhadap pengembangan dan pemeliharaan lahan pertanian diharapkan dapat terus berlanjut untuk keberlanjutan ketahanan pangan daerah.

Dengan harapan agar program-program pengembangan dan pemeliharaan lahan pertanian semakin didukung oleh regulasi yang jelas dan perlindungan yang baik, Desa Pendem berkomitmen untuk tetap menjadi lumbung pangan yang produktif dan berkelanjutan bagi Kota Batu.

Hal senanda juga disampaikan Ngatminah warga Desa Pendem, bahwa akan keberlanjutan lahan pertanian di Dusun Sekar Putih hingga tahun 2045. Ia menekankan pentingnya menjaga luasnya lahan pertanian untuk memastikan kelangsungan pasokan pangan. Keinginan agar lahan tetap luas dan tidak berkurang menjadi kunci bagi kelompok tani setempat untuk dapat memastikan kebutuhan pangan masyarakat terpenuhi.

“Saya berharap, semoga 2045 lahan pertanian di Dusun Sekar Putih tetap luas. Artinya tidak berkurang biar kami tetap bisa makan kenyang. Semoga tidak ada orang luar Desa Pendem yang menyewa lahan untuk di tanami jeruk, karena sekarang banyak orang dari luar desa seperti dari desa lain menyewa lahan untuk ditanami jeruk,” pungkasnya.

Penulis: Eko Windarto

Editor: Akasa Putra

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan