Pengajian Jalan Menuju Surga bersama Gus Fais di Mushola Afirdaus

Pada suatu kesempatan, di Mushola Afirdaus, Desa Pendem, Kota Batu, Gus Fais memberikan pengajian kajian ilmu dengan tema “Jalan Menuju Surga” yang diangkat dari kitab fenomenal bernama Arbain Nawawi.
Kitab ini berisi 40 hadis pilihan yang disusun oleh Imam Nawawi, seorang ulama besar yang nama aslinya adalah Yahya. Nama “Nawawi” diambil dari nama kota asalnya, yaitu Nawa, sehingga dikenal sebagai Imam Nawawi.
Ada kisah menarik mengenai beliau, bahwa meskipun berasal dari kota Nawa, dalam beberapa riwayat disebut berasal dari Nawawi.
Sekilas Tentang Kitab Arbain Nawawi
Kitab Arbain Nawawi berisi 40 hadis pilihan yang dianggap memiliki kandungan ajaran moral dan spiritual yang sangat penting bagi umat Islam. Hadis-hadis ini diambil dengan seksama oleh Imam Nawawi berdasarkan fungsi dan kandungan utama agar mudah dipahami dan diamalkan. Dalam kitab ini, Imam Nawawi memilih 40 kasus atau masalah yang sering dialami manusia, kemudian memberikan solusi lewat hadis-hadis tersebut.
Fokus Kajian: Hadis Nomor 22
Dalam pengajian kali ini, Gus Fais membawakan salah satu hadis yang cukup unik, yaitu hadis nomor 22. Hadis ini memberikan penjelasan singkat namun mendalam tentang hati manusia dan bagaimana setiap hati diberi ujian serta rintangan. Hadis ini menjadi dasar pembahasan untuk menjelaskan jalan menuju surga.
Gus Fais mengawali pemaparan dengan analogi yang menarik: “Bayangkan seseorang mengendarai sepeda motor 6 roda ingin menuju Surabaya Barat, tetapi tidak tahu arah jalannya. Begitulah manusia yang ingin sampai surga namun tidak tahu tata cara dan jalannya.”
Riwayat Hadis dan Isi Utama
Hadis yang dibahas diriwayatkan oleh salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yaitu Jabir bin Abdullah Al Anshari. Jabir termasuk kaum Anshar yang bermukim di Madinah. Kaum Anshar dikenal sebagai pendukung utama Rasulullah ketika hijrah ke Madinah.
Dalam hadis tersebut, seseorang bertanya kepada Rasulullah tentang kriteria yang membedakan jalan menuju surga dengan yang lain. Jawaban Rasulullah sangat menekankan pada pentingnya sholat lima waktu dan menjaga puasa Ramadan sebagai kewajiban utama sebagai jalan menggapai ridha Allah dan pengampunan dosa.
Pemahaman Sholat dan Implementasnya
Pengajian ini juga menyinggung bagaimana sholat harus dilakukan sesuai dengan tuntunan Rasulullah. Gus Fais menjelaskan bahwa meskipun Rasulullah sudah wafat lama, umat Islam dapat belajar tentang tata cara sholat melalui sanad keilmuan yang bersambung dari guru ke murid hingga ke Rasulullah.
Hal penting yang ditekankan adalah pelaksanaan sholat tidak boleh sembarangan, ada aturan dan tata cara yang jelas seperti menghadap kiblat, bacaan takbir, serta gerakan-gerakan tertentu antara telinga, pundak, dan lain-lain. Hal ini demi menjaga kualitas ibadah agar diterima dan mendapatkan nilai pahala maksimal.
Makna dan Spiritualitas Sholat
Lebih jauh, Gus Fais menyampaikan bahwa sholat bukan sekadar rutinitas, melainkan identitas seorang Muslim yang sejati. Sholat menjadi cahaya dan lampu penerang di hari akhir kelak. Bahkan ketika seseorang memiliki keterbatasan fisik, seperti kehilangan tangan, ia tetap bisa melaksanakan sholat dengan cara yang memungkinkan dan mendapatkan pahala.
Penulis: Ekowin