Pada bulan Muharram 2025, tepatnya Jumat, 11 Juli, Pemerintah Desa Bedali menyelenggarakan Pengajian Umum sebagai bagian dari tradisi Bersih Desa. Kegiatan yang berlangsung di Balai Desa Bedali itu digelar selepas salat Jumat dan menghadirkan KH Lukman Syafi’i, dai kondang asal Kecamatan Selopuro, Kabupaten Blitar.

Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, dilanjutkan dengan pembacaan sholawat nabi, istighosah, tahlil, serta doa bersama. Semua rangkaian ini ditujukan untuk mendoakan para leluhur dan tokoh desa yang telah wafat. Momentum ini menjadi sarana mempererat silaturahmi antarwarga sekaligus menumbuhkan rasa syukur atas karunia dan kedamaian yang dirasakan masyarakat Bedali.

Dalam sambutannya, Kepala Desa Bedali, Dewi Buyati, menegaskan pentingnya melestarikan tradisi Bersih Desa. Ia menyebut kegiatan ini bukan sekadar seremonial tahunan, melainkan bagian dari spiritualitas warga.

“Bersih Desa ini harus terus dilestarikan sebagai wujud rasa syukur kita kepada Allah SWT. Dengan acara Bersih Desa, kami berharap warga Bedali dapat hidup damai, tentram, dan sejahtera,” ujar Dewi Buyati.

Ia menambahkan bahwa tahun ini Pengajian Umum juga dilengkapi dengan khatmil Qur’an sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur yang berjasa membangun Desa Bedali sejak awal.

“Mohon doa dari seluruh jamaah agar desa kami selalu dalam lindungan Allah SWT, aman, damai, dan penuh berkah,” tambahnya.

KH Lukman Syafi’i membuka ceramah dengan gaya khas yang penuh semangat dan selingan humor. Suasana hangat tersebut membuat jamaah bertahan hingga akhir sesi tausiyah. Dalam ceramahnya, KH Lukman menyampaikan tiga kunci utama agar desa dipenuhi berkah dan ketentraman.

Pertama, masyarakat harus rajin mengaji. KH Lukman menjelaskan bahwa majelis ilmu menjadi pelindung masyarakat dari berbagai keburukan.

“Kalau di desa ada satu majelis ilmu, itu bisa menghapus seribu majelis keburukan. Bayangkan jika setiap masjid dan mushola di Desa Bedali rutin menggelar pengajian,” ucapnya disambut tepuk tangan jamaah.

Beliau juga memuji kegiatan rutin pengajian bakda Subuh di Masjid Ismail yang menurutnya merupakan bentuk kemuliaan yang patut dijaga.

“Alhamdulillah tadi saya dengar bahwa pengajian bakda Subuh di Masjid Ismail sudah berjalan setiap hari. Ini pekerjaan mulia yang harus dipertahankan.”

KH Lukman Syafi’i sedang berdakwah.

Kedua, masyarakat harus mau berdzikir. Menurutnya, dzikir merupakan benteng terkuat dari bala dan bencana.

“Tidak ada amal lain yang mampu menolak azab Allah kecuali orang yang rajin berdzikir,” tegasnya.

KH Lukman mencontohkan Nabi Ibrahim dan Nabi Yunus yang selamat dari ujian berat karena berdzikir.

“Nabi Ibrahim selamat dari kobaran api karena berdzikir; Nabi Yunus selamat dari dalam perut ikan paus sebab berdzikir,” tambahnya.

Beliau mengaitkan kebiasaan berdzikir dengan kondisi damai di negeri ini.

“Indonesia dan Jawa Timur aman tentram karena banyak orang yang rajin berdzikir.”

Ketiga, masyarakat harus rukun. KH Lukman menekankan bahwa kerukunan adalah syarat turunnya hidayah Allah SWT.

“Hidup itu bukan pilihan, tapi dipilihkan oleh Allah. Jadi supaya bisa rukun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan,” ujarnya.

Beliau menyampaikan sejumlah nasihat agar warga bisa menjaga kerukunan:

Jangan Menghina Orang Lain: Karena menghinakan orang lain bukan hanya melukai hati manusia, tapi berdampak pada hubungan dengan Allah SWT.
Jangan Iri kepada Tetangga: “Iri dengki tidak mengubah takdir, tapi hanya merugikan diri sendiri.”
Hargai Perbedaan: “Jangan memusuhi tetangga yang berbeda agama. Islam mengajarkan kita untuk menghargai perbedaan.”
Jangan Satru (Tidak Saling Menyapa): “Kalau masyarakat tidak saling menyapa, rahmat Allah tidak akan turun.”

KH Lukman juga mengingatkan agar umat tidak memelihara dendam dalam hati.

“Marah itu wajar, tapi dendam tidak boleh bertahan lebih dari tiga hari,” ujarnya.

Pengajian yang berlangsung sekitar satu jam ini membawa energi positif dan semangat baru bagi warga Desa Bedali. Pesan-pesan KH Lukman diharapkan menjadi pedoman dalam menjaga ketentraman, spiritualitas, dan keharmonisan desa.

Kepala Desa Dewi Buyati berharap acara pengajian seperti ini terus digelar secara rutin. Menurutnya, Desa Bedali harus menjadi contoh desa yang kuat secara ekonomi, spiritual, dan sosial.

“Dengan bekal ilmu dan iman, kita yakin Desa Bedali akan selalu aman, damai, dan sejahtera,” pungkasnya.

Kegiatan Pengajian Umum Bersih Desa Bedali diharapkan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia. Melalui kolaborasi antara budaya dan agama, masyarakat desa dapat membangun lingkungan yang damai, tenteram, dan penuh berkah.

Penulis: Supriyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

Selamat Hari Raya
Selamat Hari Raya Idul Fitri