Pada 22 Mei 2024, aku bersama teman-teman memulai petualangan yang telah lama kami impikan, menjelajahi keindahan alam Gunung Bromo. Terletak di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur, Gunung Bromo adalah salah satu destinasi wisata paling populer di Indonesia. Perjalanan ini tidak hanya menyuguhkan pemandangan alam yang spektakuler, tetapi juga tantangan yang membuat pengalaman kami semakin berkesan.
Perjalanan menuju Bromo dimulai saat malam dengan rasa kantuk yang menyelimuti. Kami menaiki jeep yang telah disiapkan untuk menembus dinginnya malam. Dengan suhu yang menusuk kulit, kami mengenakan jaket tebal, kupluk, syal, dan sarung tangan untuk menjaga tubuh tetap hangat. Meskipun lelah, semangat kami untuk menyaksikan matahari terbit di Bromo tidak pernah pudar. Selama dua jam perjalanan, kami berbincang, bercanda, dan merencanakan momen-momen yang akan kami abadikan.
Setibanya di kawasan Bromo, kami langsung menuju Penanjakan, tempat terbaik untuk menyaksikan matahari terbit. Saat langit mulai berubah warna, kami terpana melihat nuansa oranye yang menghiasi cakrawala. Gunung Bromo, Gunung Batok, dan Gunung Semeru berdiri megah di hadapan kami, menciptakan pemandangan yang tak tertandingi. Kami pun tidak melewatkan kesempatan untuk berfoto dan merekam video sebagai kenang-kenangan.
Usai menikmati panorama pagi, kami melanjutkan perjalanan ke Kawah Bromo. Perjalanan ini membawa kami melintasi lautan pasir yang luas, dan setibanya di tepi kawah, kami harus mendaki anak tangga yang curam. Tantangan ini terasa berat, tetapi rasa lelah kami sirna saat berdiri di tepi kawah, merasakan hembusan angin yang segar dan melihat asap putih yang mengepul dari dalam kawah. Momen ini membuat kami merasa lebih dekat dengan kekuatan alam yang luar biasa.
Tidak jauh dari Kawah Bromo, kami mengunjungi Pura Luhur Poten, sebuah pura dengan arsitektur unik yang menjadi pusat keagamaan bagi masyarakat Hindu Tengger. Berfoto dengan latar belakang Gunung Bromo menjadi salah satu momen berharga yang kami abadikan, mengingatkan akan perpaduan indah antara budaya dan alam.
Perjalanan kami berlanjut ke Bukit Teletubbies, namun sebelumnya kami melewati Pasir Berbisik, hamparan pasir yang terkenal dengan suara angin yang berhembus lembut. Suasana di sini sangat damai, seolah mengajak kami untuk merenung dan menikmati keindahan alam yang ada.
Bukit Teletubbies, dinamai sesuai dengan serial TV favorit, menyuguhkan pemandangan hijau yang menyegarkan setelah udara dingin di kawasan sebelumnya. Kami menghabiskan waktu di sini untuk berfoto dan membuat konten, menambah kesan ceria dalam perjalanan kami.
Setelah seharian berkeliling, kami kembali ke penginapan dengan rasa lelah yang terbayar penuh oleh pengalaman yang kami dapatkan. Perjalanan ini tidak hanya memberi kami kesempatan untuk menikmati keindahan alam, tetapi juga memberikan wawasan tentang pentingnya menjaga lingkungan. Kami juga belajar tentang pariwisata berkelanjutan, yang mengajarkan kami untuk lebih menghargai dan melindungi alam yang kita miliki.
Gunung Bromo tidak hanya menawarkan keindahan alam yang memukau, tetapi juga tantangan yang menguji ketahanan fisik dan kebersamaan kami. Dengan kenangan dan pelajaran berharga yang kami bawa pulang, kami berharap dapat kembali suatu hari nanti untuk menjelajahi lebih dalam keindahan serta kekayaan budaya yang dimiliki Bromo.
Penulis: Abdullah Faqih Amanullah
Editor: Schaldy