BATU (jatimlines.id) – Ludi Tanarto (49) dalam 9 tahun terakhir dikenal sebagai politisi atau anggota DPRD Kota Batu. Namun sejatinya tidak sampai disitu saja, sebenarnya Ludi Tanarto seorang pengusaha sukses di bidang pertanian.
Meski demikian sikap rendah hati selalu ditunjukkan, seperti halnya ketika tim jatimlines.id menemui di kantornya yang berada di kawasan Junwatu Kecamatan Junrejo. Dalam kesempatan itu, ia menceritakan kisah hingga yang kini diraihnya.
Ludi katakan apa yang diraihnya ini tidak lepas dari kedua orang tuanya dalam memotivasi hingga karakter yang terbentuk. Ludi Tanarto, warga Jalan Pande 46 Dusun Junwatu, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu menegaskan berkat dukungan dan motivasi orang tua sejak kecil, bisa membangun dan mengembangkan tiga perusahaan di bidang pertanian.
Sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, Ludi sapaan akrabnya membagikan pengalaman hidup dalam memulai dan menjalankan usaha. Tidak semudah membalikkan telapak tangan, Ludi menceritakan jika dirinya sama seperti kebanyakan orang. Yakni memulai sebagai seorang karyawan untuk kemudian berani memutuskan untuk membuka usaha sendiri.
“Saya mulai bisnis ini karena doktrinasi keluarga yang luar biasa kuat. Sejak kecil Bapak saya bilang agar saya harus punya usaha. Itu disampaikan Bapak saya mulai kecil pada saat makan bersama setiap ada kesempatan,” ujar Ludi.
Ia ingat betul bahwa sang Ayah ingin agar Ludi punya usaha ketika nanti sudah dewasa. Itu selalu disampaikan mulai kecil. Berkali-kali. Sehingga dengan doktrinasi tersebut membuat alumni Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya ini harus mencari pengalaman sebanyak-banyaknya setelah lulus kuliah.
“Pada saat lulus kuliah saya kerja. Bapak saya tidak melarang saya kerja. Karena dengan bekerja adalah bagian dari saya mendapat pengetahuan, relasi dan track record saya,” beber anak dari pasangan Sutikno dan Nis Utami ini.
Saat mencari pekerjaan, Ia sempat ditawari agar ikut bekerja di tempat saudaranya. Tapi hal itu dilarang oleh sang Ayah. Sebaliknya sang Ayah meminta Ludi agar kerja ke orang lain dengan tujuan lebih banyak mengenal relasi baru dan memiliki tanggung jawab yang lebih. Itu yang ditekankan.
“Tapi kembali lagi, saya didorong agar punya usaha oleh Bapak. Makanya karena doktrinasi keluarga muncul satu cita-cita saya harus punya usaha,” papar Alumnus SMAN 2 Malang ini.
Terbukti selama bekerja ikut perusahaan orang sebagai Sales Representative PT Santani Agro Lestari – Jakarta sejak tahun 2002 – 2011. Selama bekerja itu Ludi mengenal banyak orang, salah satunya customernya.
Costumer tersebut kemudian dekat dengan Ludi. Hingga akhirnya Ia mulai bekerja sama untuk membuka usaha. Ludi menggandeng customer tersebut karena dinilai sangat mumpuni sebagai mentor dalam membuka usaha kedepannya.
“Apalagi mentor bisnis saya (yang merupakan customer.red) juga membentuk pemikiran saya dan menyampaikan bahwa saya harus bisa putuskan apakah tetap bekerja atau membuka usaha sendiri di usia 37 tahun. Karena secara psikologi usia 37 adalah usia paling matang untuk memutuskan sesuatu. Dalam hal ini Apakah sebagai karyawan atau punya bisnis,” terangnya.
Di titik tersebut, tepat di usia 37 itu Ludi akhirnya memilih resign (tahun 2011) untuk kemudian bangun usaha. Namun Ia tekankan bahwa usaha tersebut sudah dibangun dengan pelanggannya sejak tahun 2006. Sehingga saat Ia masih bekerja juga mengelola usahanya sendiri bersama tim yang dibangunnya.
Karena Ia bekerja di bidang marketing pupuk dan pestisida, secara tidak langsung Ia juga membuka usaha yang sama. Dalam menjalankan bisnisnya, Ludi mengelolanya secara natural banget. Ketika orang mulai usaha diawali dengan modal besar, perijinan, badan hukum dan persyaratan lainnya. Tapi tidak dengannya.
“Kita mulai tidak seperti model perusahaan besar lainnya. Karena saya dari marketing, maka saya mengamati bahwa pasar itu butuh produk ini. Kemudian setelah melihat apa yang dibutuhkan pasar, kita buat riset untuk menghasilkan satu produk yang diinginkan pasar,” terang anak dari seorang supir angkot ini.
“Jadi saya mulai bangun perusahaan dari reset, mencoba dan memformulasikan. Dari proses tersebut sampailah pada produk pertama yang kami namai Long Shot. Produk itu membutuhkan waktu 1 tahun dalam prosesnya. Setelah dapat produk dari situ mulai proses marketing, branding, dam memasarkannya,” imbuh bapak dari empat anak ini.
Dalam riset pembuatan produk hormon tanaman tersebut Ia lakukan berempat. Dirinya, rekannya, sang Ayah dan adiknya. Dengan masing-masing orang berangkat dari back ground yang berbeda. Adik teknis elektro, Ia Fak Pertanian, Bapak alumni ST (Smp Teknik.reed) dan satu rekannya Pak Nurudin.
Dari satu riset dan berhasil. Akhirnya tim yang terdiri dari empat orang itu terus membuat banyak produk. Dari tahun 2006 yang hanya satu produk, sampai sekarang menjadi 30 produk yang digunakan untuk hormon tanaman, nutrisi mikro, nutrisi makro sekunder, pestisida dan terbaru herbisida yang akan launching.
Produk-produk tersebut berada di naungan perusahaan yang Ia kelola. Yakni CV Eureeka Indonesia yang berkantor di Junrejo, Kota Batu. Nama Eureeka sendiri diambil dari teriakan Archimedes. Diceritakan Fisikawan dari Yunani ini berteriak Eureeka saat menemukan hukum Archimedes yang artinya aku telah menemukannya.
Berkat doktrinasi dari orang tuanya tersebut Ludi mampu mengembangkan tiga perusahaan. Diawali dari CV Eureeka Indonesia bertambah menjadi PT Eureeka Great Nusantara di tahun 2010 dan PT Trans Agro Sembada tahun 2014. Di tiga perusahaan tersebut Ia menjabat sebagai Direktur.
Kini produk pertanian yang dibuat dan dikembangkannya telah dipasarkan ke berbagai daerah. Total karyawan dari seluruh perusahaan miliknya sekitar 140 orang. Bahkan perusahaan miliknya menjalin MoU dengan UB yang mengirimkan mahasiswa untuk magang. (Adi)