Kembali dengan Semangat yang Tak Retak: Refleksi Kebebasan Tom Lembong

Di saat banyak orang memilih diam atau apatis setelah keluar dari jeratan hukum, Tom memilih sebaliknya. Ia ingin menjadi pengingat, penyambung suara, dan bila mungkin—penyembuh luka keadilan yang terlalu lama dibiarkan.
Dalam negara yang sehat, suara seperti ini tak boleh diabaikan. Dan dalam demokrasi yang matang, kritik bukan ancaman—tetapi vitamin.
Tom Lembong kembali. Bukan hanya secara fisik, tapi juga secara ide dan nurani. Kini giliran publik dan pemegang kekuasaan untuk bertanya pada diri: apakah kita siap menyambut orang-orang yang ingin memperbaiki, bukan membalas?
Karena kadang, suara yang paling jernih lahir dari tempat yang paling gelap. (*)
1 2
Penulis: Fim