Setelah serangkaian pertempuran, Ken Arok akhirnya berhasil menguasai wilayah Kediri dan memindahkan pusat pemerintahan ke Singasari. Dengan gelar Sri Rajasa Bathara Sang Amurwabhumi, ia menegaskan berdirinya Kerajaan Singasari sebagai kekuatan baru di Jawa Timur.

Costume Play Ken Arok dan Ken Dedes.

II. Masa Kejayaan di Bawah Pemerintahan Kertanegara

Puncak kejayaan Kerajaan Singasari terjadi pada masa pemerintahan raja terakhirnya, Kertanegara, yang memerintah dari tahun 1268 hingga 1292 M. Kertanegara dikenal tidak hanya sebagai sosok raja yang tegas, tetapi juga visioner dengan ambisi besar untuk mempersatukan Nusantara, yang saat itu masih terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil dan terpencar.

Untuk mencapai visinya, Kertanegara melakukan berbagai langkah strategis. Pertama, ia memperluas wilayah kekuasaannya secara agresif. Di bawah pemerintahannya, Singasari berhasil merebut dan menguasai wilayah Bali, Pahang (di wilayah yang sekarang termasuk Malaysia), Kerajaan Melayu, Kalimantan Barat, dan Maluku. Penaklukan ini bukan hanya soal perluasan geografis, tetapi juga kontrol atas jalur perdagangan penting yang menghubungkan berbagai kerajaan di Asia Tenggara.

Kedua, Kertanegara juga membangun hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan lain. Ia menjalin kerjasama khususnya dengan penguasa Melayu yang strategis dalam mengamankan jalur laut dan perdagangan. Melalui diplomasi dan perjanjian, Singasari memperkuat posisinya sebagai pusat kekuatan regional yang tidak hanya bergantung pada kekuatan militer, tetapi juga diplomasi dan kekuatan ekonomi.

III. Aspek Budaya dan Keagamaan di Kerajaan Singasari

Selain politik dan militer, masa Singasari juga dikenal dengan kemajuan di bidang budaya dan keagamaan. Kertanegara, misalnya, dikenal sebagai penguasa yang mampu menyatukan berbagai elemen budaya dan keagamaan di wilayahnya. Ia memprakarsai pengembangan seni dan arsitektur yang mencerminkan sinkretisme agama Hindu dan Buddha yang dianut oleh rakyatnya.

Salah satu warisan budaya penting dari Singasari adalah candi-candi yang dibangun pada masa itu. Candi Singasari, misalnya, merupakan salah satu bukti kemajuan arsitektur yang memadukan unsur Hindu dan Buddha. Candi ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, melainkan juga sebagai lambang kekuasaan raja dan stabilitas kerajaan.

Lebih jauh, Kertanegara diketahui mendukung ajaran Tantrayana, sebuah cabang ajaran Buddha yang menggabungkan unsur magis dan ritualistik. Pendekatan ini memperlihatkan betapa Singasari pada masa itu menjadi pusat kebudayaan yang dinamis dan penuh kreativitas.

IV. Tantangan dan Penurunan Kerajaan Singasari

Meski mencapai masa kejayaan, Singasari tidak luput dari tantangan yang akhirnya berkontribusi pada kejatuhannya. Salah satu peristiwa penting yang menandai awal akhir Singasari adalah peristiwa pemberontakan dan serangan dari kerajaan kecil di sekitar yang merasa terganggu oleh ekspansi Singasari.

Selain itu, muncul ancaman dari bangsa asing, khususnya dari Mongol di bawah pimpinan Kubilai Khan. Kertanegara secara tegas menolak permintaan pengiriman upeti ke Mongol, yang akhirnya menimbulkan ekspedisi militer Mongol ke Jawa. Meskipun ekspedisi ini gagal langsung menyerang Singasari, situasi ini melemahkan stabilitas kerajaan secara signifikan.

Kematian Kertanegara pada tahun 1292 M menjadi titik kritis. Ia dibunuh dalam sebuah pemberontakan internal yang dipimpin oleh Jayakatwang, penguasa daerah Kediri yang ingin mengembalikan kekuasaannya. Kejatuhan Singasari membuka jalan bagi berdirinya Kerajaan Majapahit, yang kemudian menjadi penerus kekuatan besar di Nusantara.

V. Warisan Kerajaan Singasari bagi Sejarah Nusantara

Walaupun masa Singasari berakhir relatif singkat, pengaruhnya terasa hingga masa-masa berikutnya. Ketrampilan militer, strategi politik, serta pengembangan budaya yang berhasil dilaksanakan oleh Singasari menjadi pondasi penting bagi kerajaan-kerajaan berikutnya di Jawa, khususnya Majapahit.

Kisah Ken Arok dan Kertanegara juga menjadi inspirasi dalam literatur, tari-tarian, dan karya seni tradisional yang bertahan hingga saat ini. Warisan ini memperkaya khasanah budaya dan sejarah Indonesia, yang terus dipelajari dan dihormati oleh generasi penerus.

Kesimpulan

Kerajaan Singasari merupakan salah satu tonggak penting dalam sejarah Nusantara. Didirikan oleh sosok pemberani dan ambisius, Ken Arok, kerajaan ini berhasil tumbuh menjadi pusat kekuatan di wilayah Jawa Timur. Masa kejayaan di bawah Kertanegara menunjukkan betapa Singasari memiliki visi besar untuk mempersatukan Nusantara dan memperkuat pengaruhnya, tidak hanya secara militer tetapi juga melalui hubungan diplomatik dan budaya.

Meskipun menghadapi tantangan berat yang akhirnya menyebabkan kejatuhannya, Singasari meninggalkan warisan abadi yang terus dikenang dalam sejarah dan budaya Indonesia. Melalui kisahnya, kita dapat melihat bagaimana strategi politik, kekuatan militer, serta kemajuan budaya menjadi kunci utama dalam membangun dan mempertahankan sebuah kerajaan besar. Singasari adalah contoh nyata betapa sejarah Nusantara kaya dan penuh warna, yang menjadi akar dari bangsa Indonesia modern saat ini.

1 2

Penulis: Win

Editor: Sarpin

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

Selamat Hari Raya
Selamat Hari Raya Idul Fitri