Sekolah Rakyat Kota Batu Jadi Sorotan: Solusi Inklusif Pendidikan untuk Anak dari Wilayah Terpencil

Batu – Program Sekolah Rakyat Mandiri dan Produktif (SRMP) Kota Batu menjadi sorotan publik dalam siaran dialog interaktif di Radio City Guide 911 FM Malang, Kamis (17/7/2025).
Diskusi ini menghadirkan Kepala Dinas Sosial Kota Batu, Ibu Lilik Fariha, dan Muhammad Nazim Zami (Azam) dari Kementerian Pendidikan, yang mengulas kiprah serta tantangan program pendidikan alternatif ini.
Dalam penjelasannya, Ibu Lilik menyampaikan bahwa Sekolah Rakyat yang ada di Kota Batu terdaftar sebagai SRMP 14, khusus jenjang SMP. Sekolah ini berada di Jalan Kawi Kota Batu, memanfaatkan fasilitas milik BPSDM Provinsi Jawa Timur, dan saat ini telah memulai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sejak 14 Juli 2025.
Total ada 100 siswa yang diterima, dengan 56 di antaranya berasal dari Kota Batu dan sisanya dari wilayah Malang Raya. Siswa dibagi dalam empat kelompok, masing-masing didampingi pembimbing (asus) dan wali asrama. Semua aktivitas dipantau melalui grup komunikasi antara sekolah dan wali siswa.
Terkait pembukaan yang hanya pada jenjang SMP, Ibu Lilik menyebut alasan utama adalah keterbatasan lahan. “Standar lahan untuk SD itu minimal 7 hektare. Kami belum punya aset sebesar itu untuk membedakan lokasi SD, SMP, dan SMA,” jelasnya.
Pemerintah Kota Batu, menurut Lilik, saat ini belum memiliki lahan permanen yang sesuai standar nasional untuk mendirikan bangunan sekolah tetap. Kegiatan belajar sementara difasilitasi oleh PPSA Bima Sakti Songgokerto.
Meski berbasis asrama, respons dari siswa dan orang tua cukup baik. “Ada satu dua anak yang rindu rumah, tapi insyaallah semua berjalan lancar dengan peran wali asuh,” ujarnya. Ia juga menyebut bahwa konsep pendidikan berasrama sudah semakin diterima, mengingat tren pesantren modern maupun tradisional kini makin kuat di kalangan masyarakat.
Adi, Sekretaris Komisi C DPRD Kota Batu, memastikan bahwa lembaganya ikut melakukan pengawasan terhadap kelayakan fasilitas dan jalannya program. “Kami ingin memastikan ruang kelas, asrama, tempat makan, hingga fasilitas pendukung lainnya sudah siap dan nyaman bagi siswa,” tegasnya.
DPRD pun berencana mengunjungi langsung lokasi asrama SRMP guna mengevaluasi kondisi lapangan. Adi juga menegaskan bahwa seluruh anggaran Sekolah Rakyat bersumber dari APBN, sehingga tidak membebani keuangan daerah. “Fungsi kami lebih kepada fasilitasi, pendataan, dan monitoring,” tambahnya.
Muhammad Nazim Zami (Azam) dari Kementerian Pendidikan menyoroti pentingnya Sekolah Rakyat sebagai jawaban atas kesenjangan akses pendidikan. “Program ini hadir untuk menjangkau kelompok marjinal yang belum terakomodasi dalam sistem pendidikan formal,” jelasnya.
Azam menekankan pentingnya School for All atau “Pendidikan untuk Semua” yang inklusif, adaptif, dan kontekstual. Ia menyampaikan bahwa program ini sejalan dengan semangat UNESCO: learn to know, learn to do, learn to be, and learn to live together.
Ia juga memberikan sejumlah rekomendasi strategis untuk pengembangan program, seperti identifikasi wilayah prioritas untuk membuka akses lebih luas, inklusi penyandang disabilitas dalam proses rekrutmen siswa, kolaborasi lintas sektor termasuk dengan pesantren, pemerintah daerah, dan pihak swasta, penguatan SDM guru terutama untuk anak dari keluarga miskin, kurikulum kontekstual berbasis lokalitas dan penguatan karakter, pengajaran keterampilan hidup (life skills) yang relevan dengan potensi Malang Raya, serta pengembangan daya tahan mental siswa agar siap menghadapi tantangan sosial.
Dialog ditutup dengan semangat kolaboratif lintas sektor. Baik dari Dinas Sosial Kota Batu maupun Kementerian Pendidikan menyatakan komitmennya untuk terus mengawal dan mengevaluasi pelaksanaan SRMP. Program Sekolah Rakyat bukan sekadar tempat belajar, melainkan bentuk nyata dari komitmen negara untuk hadir di tengah warga yang selama ini terpinggirkan oleh sistem.
“Pendidikan bukan hanya hak, tetapi jalan keluar dari kemiskinan dan keterbelakangan. Sekolah Rakyat adalah langkah menuju keadilan sosial yang sesungguhnya,” pungkas Azam.
Penulis: Fim