Sharing Session “Mengenal Malang Era Kolonial” Sukses Digelar, Hadirkan Wawasan Sejarah dan Seni di Rumah Budaya Ratna

Malang, – Program studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), melalui Laboratorium Komunikasi UMM, bekerja sama dengan Asterio Creative dan komunitas History Fun Walk Malang, sukses menyelenggarakan acara Sharing Session bertajuk “Mengenal Malang Era Kolonial”.
Kegiatan yang berlangsung di Rumah Budaya Ratna, Library Cafe, Bookshop & Fortune Telling, Jalan Diponegoro 3, Kecamatan Klojen, Kota Malang, ini menghadirkan narasumber utama yakni Hannu Ayodya Mamola dan Nicolas Alessandro Putra, pendiri History Fun Walk Malang, serta dimoderatori oleh Muh. Taufiqurrahman, Project Manager Asterio.
Acara yang digelar pada Minggu sore, 29/6/2025, mulai pukul 14.30 WIB hingga selesai, ini berhasil menarik antusiasme masyarakat umum, khususnya bagi para pecinta sejarah, seni, dan budaya.
Dukungan kolaborasi dengan komunitas kreatif @sketndekkene dan @koncosket menjadikan kegiatan ini semakin dinamis dan interaktif dengan kehadiran live sket yang menampilkan lukisan langsung bertema malang pada masa kolonial.
Dalam sesi sharing, Hannu Ayodya Mamola membuka wawasan para peserta mengenai sejarah Malang pada masa penjajahan Belanda.
Ia menjelaskan bagaimana perkembangan kota Malang dipengaruhi oleh kebijakan kolonial yang membentuk tata kota, arsitektur bangunan-bangunan tua, serta kehidupan sosial masyarakat kala itu.
Hannu menyoroti pentingnya pemahaman sejarah ini sebagai modal budaya sekaligus identitas bagi warga Malang sekarang.
Sementara itu, Nicolas Alessandro Putra melengkapi penjelasan dengan cerita-cerita menarik mengenai landmark dan bangunan bersejarah yang masih ada sampai saat ini, serta bagaimana transformasi kota berjalan seiring perubahan waktu.
Ia menekankan bahwa menjelajahi jejak sejarah melalui kegiatan seperti History Fun Walk dapat menjadi sarana edukasi yang menyenangkan dan lebih mudah diakses oleh generasi muda.
Tidak hanya sekadar diskusi dan pemaparan, acara ini juga menghadirkan live sket yang digawangi oleh komunitas @sketndekkene dan @koncosket.

Kegiatan ini memukau peserta dengan proses menggambar langsung di lokasi, melukiskan suasana dan objek bersejarah yang kental dengan nuansa kolonial.
Aktivitas ini tidak hanya menambah daya tarik visual, tetapi juga mendukung upaya pelestarian nilai seni budaya lokal melalui medium visual yang kontemporer.
Moderatorkan Muh. Taufiqurrahman menyatakan bahwa kolaborasi ini merupakan upaya nyata untuk menggabungkan pendidikan sejarah dan seni visual, sehingga bisa menjangkau lebih banyak kalangan sekaligus memperkuat rasa cinta terhadap heritage Malang.
Pemilihan Rumah Budaya Ratna sebagai lokasi tidak lepas dari peran sentralnya dalam komunitas budaya di Malang.
Tempat yang juga berfungsi sebagai kafe, toko buku, dan tempat nyantai ini telah lama menjadi titik kumpul kreatif yang mendukung berbagai kegiatan budaya dan literasi.
Setiap sudut ruangannya menyajikan aura tradisi sekaligus modernitas, sehingga sangat sesuai sebagai wadah berbagi dan bertukar gagasan seputar sejarah dan seni lokal.
Acara yang terbuka untuk umum dan gratis ini mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, pekerja seni, hingga masyarakat umum yang memiliki ketertarikan pada sejarah dan budaya.
Peserta memanfaatkan sesi tanya jawab untuk menggali informasi lebih dalam dan saling bertukar pengalaman terkait ilmu komunikasi, dokumentasi sejarah melalui media visual, serta upaya pelestarian heritage.
Selain wawasan baru, para peserta juga berkesempatan mendapatkan hadiah menarik yang menjadi kejutan dari penyelenggara. Hadiah tersebut diharapkan menjadi motivasi tambahan agar publik semakin aktif dalam kegiatan edukasi dan budaya seperti ini.
Kegiatan Sharing Session ini bukan hanya sekadar event rutin tetapi mempunyai makna strategis. Dengan menggandeng kampus dan komunitas kreatif, acara seperti ini membantu menghubungkan teori akademik dengan praktik lapangan.
Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM mendapatkan ruang praktik yang autentik, masyarakat luas memperoleh akses pengetahuan sejarah lokal secara gampang dan menarik, serta komunitas seni mendapat platform ekspresi.
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan arus informasi digital, menjaga dan mengenalkan warisan budaya dengan cara inovatif mutlak diperlukan.
Program-program yang mengintegrasikan edukasi sejarah, komunikasi, dan seni seperti ini menjadi kunci agar generasi muda tidak kehilangan jejak identitas budaya mereka.
Menyikapi keberhasilan acara ini, Asterio Creative dan History Fun Walk Malang berencana untuk terus mengadakan event serupa secara berkala, dengan tema-tema sejarah dan budaya yang berbeda. Targetnya adalah menjangkau lebih banyak kalangan dan memperluas jangkauan edukasi ke daerah-daerah lain di Malang Raya.

UMM pun berkomitmen untuk terus mendukung kegiatan-kegiatan yang menghubungkan akademisi, komunitas, dan masyarakat umum dalam rangka memperkuat peran kampus sebagai pusat pengembangan budaya dan ilmu pengetahuan.
Bagi komunitas dan masyarakat yang ingin memperoleh informasi terkini mengenai program serupa, dapat mengunjungi akun Instagram @historyfunwalk_mlg, @asterio.creative, serta Rumah Budaya Ratna di @rumahbudayaratna. Jangan lewatkan juga kesempatan untuk menikmati langsung pengalaman edukatif dan atraktif di event-event mendatang.
Penulis: Eko Windarto