Sound Horeg dan Dampaknya: Apakah Korban Bisa Minta Ganti Rugi?
Belakangan ini, istilah sound horeg tengah viral di Indonesia. Apalagi bagi masyarakat urban yang sering menikmati hiruk-pikuk musik jalanan, suara keras yang menggelegar dengan dentuman bass yang memekakkan telinga sudah jadi hal biasa. Namun, apa jadinya ketika sound horeg tidak sekadar menganggu, melainkan hingga memakan korban?
Baru-baru ini, sebuah kejadian tragis terjadi di Desa Selok Awar Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, yang menunjukkan bahwa sound horeg bukan sekadar masalah kebisingan biasa.
Apa Itu Sound Horeg?
Sound horeg merupakan istilah gaul yang mengacu pada sistem audio portable dengan suara luar biasa keras dan bass yang berdentum sangat kuat sehingga menyebabkan getaran hebat di sekitarnya. Biasanya sistem audio ini dipakai dalam berbagai acara jalanan seperti pesta rakyat, hajatan, hingga acara komunitas motor.
Fenomena ini sering disukai anak muda dan sebagian masyarakat yang ingin ngebass atau menikmati musik dengan sensasi keras. Sayangnya, suara yang sangat berlebihan ini kerap menimbulkan keresahan warga sekitar, terutama ketika berlangsung hingga larut malam atau di area pemukiman padat.
Kasus Terbaru: Dari Festifal Hingga Korban Jiwa
Insiden di Desa Selok Awar Awar mengambil perhatian publik. Sound horeg yang dipasang dalam pesta desa tidak hanya membuat warga sekitar terganggu, tapi juga menyebabkan korban fisik hingga luka serius.
Dampak getaran dan suara keras yang ekstrem ternyata tidak bisa diremehkan. Beberapa warga mengalami gangguan kesehatan seperti pusing, mual, hingga tekanan darah naik. Tidak jarang alat elektronik hingga bangunan rumah mengalami kerusakan akibat getaran berat dari sound horeg ini.
Fenomena ini sedikit membuka mata kita bahwa sesuatu yang mungkin awalnya dianggap hiburan bisa berakibat fatal. Karena itu, penting untuk menyadari batasan dalam penggunaan sound horeg agar tidak merugikan orang lain.
Penulis: Win