BATU – Rencana pembangunan gedung baru DPRD Kota Batu senilai Rp 70 miliar kembali menuai kontroversi dan kritik keras dari berbagai kalangan masyarakat.

Proyek besar ini sebelumnya sudah mendapat penolakan dari Kelompok Kerja (Pokja) Peningkatan Status Kota Batu dan Dewan Kesenian Kota Batu (DKKB). Kini, suara kritikan datang dari sosok yang tidak asing dalam perjuangan hak asasi manusia, Suciwati, istri almarhum pejuang HAM Munir Said Thalib.

Dalam pernyataan kepada media pada Jumat (19/9/2025), Suciwati menegaskan bahwa rencana pembangunan gedung baru tersebut sangat tidak tepat dan kurang menunjukkan empati terhadap kondisi masyarakat Kota Batu saat ini.

“Ini mau kerja atau mau pamer gedung ya anggota DPRD Kota Batu,” ungkap Suciwati dengan nada tegas.

Sebagai figur yang dikenal vokal dalam memperjuangkan hak rakyat, Suciwati menilai langkah DPRD Kota Batu kali ini justru menunjukkan ketidakpekaan terhadap realitas sosial di masyarakat.

Ia menyoroti bahwa sebagai wakil rakyat, anggota dewan seharusnya lebih fokus pada kesejahteraan rakyat ketimbang membangun fasilitas megah yang terkesan hanya untuk menunjang citra.

“Sebagai wakil rakyat, sudah selayaknya mereka berpihak kepada rakyat. Perjuangan utama adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bukan untuk memamerkan gedung mewah,” tegas Suciwati.

Perempuan yang juga pendiri Museum Omah Munir ini memaparkan fakta bahwa masih banyak warga Kota Batu yang hidup di bawah garis kemiskinan, yang kesulitan mengakses pendidikan dan lapangan pekerjaan. Banyak anak-anak yang terpaksa putus sekolah karena terkendala biaya, sementara angka pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah pelik.

1 2

Penulis: Win

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

Selamat Hari Raya
Selamat Hari Raya Idul Fitri