KEDIRI ( jatimlines.id ) – Keluarga Sudarsih dhuafa lingkungan Bence Kelurahan Pakunden Kecamatan Pesantren Kota Kediri ibarat orang sudah jatuh tertimpa tangga.

Sukiran Suami Sudarsih sebagai kepala keluarga sekaligus bagaian dari tulang punggung. Keseharian bekerja tukang penarik Becak. Dengan pekerjaanya itu diharapkan bisa membantu memenuhi kebutuhan keluarga. Namun Sukiran pada 2 tahun lalu bersama Sunarti anaknya yang mengalami gangguan jiwa meninggal.

Sekarang Sudarsih berjibaku dengan 2 anaknya, yakni Sunaryo dan Ida yang mengalami gangguan jiwa ini, tampak sangat menderita. Namun melihat guratan wajahnya, Sudarsih tabah menghadapi Cobaan.

Sementara itu Rudi Kurniawan anak bungsunya, yang hanya tamatan Sekolah Menengah Pertama, rela tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan salanjutnya, karena harus menggantikan posisi ayahnya sebagai kepala Keluarga.

Saat ini Rudi bekerja sebagai tenaga serabutan. Sebelum berangkat kerja Ia bantu ibunya menyiapkan semua keperluan termasuk permakananya.

Tidak sedikit warga yang merasa iba banyak memberikan bantuan pangan termasuk bantuan dari pemerintah daerah Kota Kediri.

Belakangan Badan Amil Zakat Nasional ( BAZNAS ) Kota Kediri terketuk untuk ikut membantu memberi bantuan sebesar Rp.200.000 per bulan, jatah seumur hidup.

Drs,H.Abdul Basith, MA, wakil Ketua 2 bidang Pedistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Kota Kediri kepada Media 8/2/2024 mengatakan,” untuk permohonan bedah rumah tahun ini masih giliran warga Kelurahan yang lain.Tapi bu Sudarsih warga RT 29 RW 05 Bence, Kelurahan Pakunden setiap bulan sudah saya beri bantuan uang tunai dari BAZNAS Kota Kediri sebesar Rp.200.000 perbulan, jatah seumur hidup,” katanya.

Sementara itu Nurcholis tokoh masyarakat lingkungan Bence yang juga seorang Kepala Sekolah PAUD Sekar Lestari.Menyikapi terkait keluarga Sudarsih berharap mendapatkan perhatian,” Saya berharap kepada semua pihak khusunya warga Bence, bisa ikut gotong royong kasih perhatian, terutama dengan cara memberi bantuan permakanan,” bagaimanapun mereka termasuk bagaian dari kita semua,” tuturnya.

Kalau tahun kemarin ada bantuan dari Pemerintah Propinsi Jawa Timur. Setiap hari ada cadong berupa bantuan permakanan bagi Lansia yang diantar petugas TRC. Sekarang berhenti.
Padahal keberlangsungannya sangat di butuhkan,” katanya.

“Saya juga berharap bantuan permakanan untuk lansia ini, tetap bisa dianggarkan sehingga bisa mengurangi beban hidup untuknya,” pungkasnya.

Penulis: mam

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan