sekolah beratap terpal

KAB MALANG (jatimlines.id) – Potret kerusakan fasilitas pendidikan kembali terlihat dalam kehidupan masyarakat di timur laut wilayah Kabupaten Malang. Seperti yang terjadi di SDN 1 Tamansatriyan Kecamatan Tirtoyudo Kabupaten Malang.

Kondisi lembaga di kaki lereng Gunung Semeru itu sangat memprihatinkan bahkan tiga Ruang Belajar(Rumbel) disana saat ini masih beratapkan terpal.

Seorang guru PJOK Bayu Darmawan S.Pd
menjelaskan, kalau dibilang rusak parah ya tidak,tetapi jika turun hujan, yang jelas tiga ruang kelas 1,2 dan 3 itu bocor dan lantainya terendam banjir.

“Atap di tiga Rumbel itu pada tahun 2009 lalu pernah direhab dengan menggunakan genteng, tetapi itu hanya ber

tahan hingga tahun 2017 dan sampai sekarang belum ada perhatian dari pemerintah,” terang Bayu Rabu(17/1/2024) siang.

Tambah Bayu, padahal dari pihak lembaga sendiri sudah melayangkan proposal pengajuan pembangunan DAK ke dinas terkait sejak bulan Januari 2023.Namun,hingga kini masih belum ada jawaban dari pihak yang menangani rehabilitasi gedung sekolah.

Selain kerusakan bagian atap di tiga Rumbel,para dewan guru di lembaga yang dihuni oleh sebanyak 146 siswa ini juga meminta agar Rumah Dinas(Rumdin) yang terletak berdampingan dengan gedung SD yang berdiri sekitar tahun 1963 ini juga harus
segera dibangun.
Seperti disampaikan Bahrul Ulum S.Pdi,seorang guru kelas 6.

Menurutnya,dengan dibangunnya Rumdin yang yang kini tinggal tembok yang sudah kusam ini bisa ditempati oleh guru asal luar daerah.

“Saya aslinya dari Pasuruhan.Dengan tidak adanya Rumdin disini, terpaksa harus indekos di rumah masyarakat. Saya juga berharap perhatian pemerintah agar pembangunan Rumdin disini menjadi skala prioritas”, ucap Bahrul.

Sementara itu, Indah Ristyo Ningrum, S.Pd seorang guru kelas 3 juga mengaku khawatir dengan kondisi tiga Rumbel seperti saat ini. Menurut Ningrum,karena kerusakan ketiga Rumbel tersebut,selain terjadi total pada bagian atap,beberapa kayu penyanggapun juga banyak yang rapuh.

“Saya khawatir ke tiga Rumbel ini tiba-tiba ambruk. Apalagi kondisi cuaca saat ini sulit dipridiksi.Terkadang hujan turun bersamaan dengan angin kencang”, terang Ningrum dengan nada sedih.

Dan sedihnya lagi,lanjut tenaga pendidik berhijab ini,seperti yang terjadi sebelum dipasangnya terpal plastik itu, jika hujan turun dipagi hari, yang jelas ruang kelas ini banjir. Karuan semua dewan guru harus ngepel dulu sebelum dimulainya jam pelajaran.

“Saya berharap agar pemerintah sadar, artinya harus faham mana yang harus didahulukan. Karena dalam kegiatan belajar mengajar ini butuh tempat yang nyaman dan aman,” pungkasnya.

Untuk diketahui, SDN 1 Tamansatriyan,di tahun 2022 lalu pernah dapat alokasi dana dari pemerintah untuk pembangunan gedung 2 lokal. Dengan sistem swakelola,pembangunan gedung tersebut oleh Komite dikembangkan menjadi 4 lokal. Adapun untuk pekerjaanya dilakukan secara gotong royong bersama masyarakat hingga tuntas. (mansyur)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan