“Wajah orang Indonesia seringkali dipenuhi oleh kortisol. Itu sebabnya banyak yang terlihat letih atau kusam,” jelasnya.
Lebih lanjut, Budi membandingkan kondisi masyarakat Indonesia dengan warga negara maju.
Menurutnya, warga negara maju kerap tampil lebih menawan dan glowing karena mereka tidak dibebani kekhawatiran berlebihan terkait kehidupan yang membuat produksi hormon stres tetap terkendali.
“Kenapa banyak warga negara maju tampil lebih menawan, lebih glowing? Karena mereka tidak punya kekhawatiran berlebihan terhadap gangguan kehidupan,” tambahnya.
Budi pun mengambil contoh perbandingan menarik antara wajah masyarakat Korea Selatan dan Korea Utara yang berasal dari etnis dan budaya yang sama. Meski memiliki kesamaan genetika, perbedaan tingkat kesejahteraan menciptakan dampak signifikan pada penampilan fisik keduanya.
“Lebih enak dilihat Korea Selatan bukan karena operasi plastik, tapi karena kebutuhan dasar mereka sudah terpenuhi secara hukum dan sistem,” tegasnya.
Hal ini menunjukkan bahwa kualitas hidup yang baik tidak hanya soal memiliki akses pada perawatan kecantikan, tetapi juga tentang terpenuhinya kebutuhan dasar, kesejahteraan, dan ketenangan mental.
Budi menegaskan, pemerintah saat ini tengah mengupayakan berbagai langkah strategis untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat. Program-program seperti Makan Bergizi Gratis, koperasi Merah Putih, dan sekolah rakyat menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk mengurangi beban hidup masyarakat Indonesia.
Meski demikian, Budi mengakui masih banyak masyarakat yang belum memahami bahwa program-program tersebut tidak hanya bertujuan meningkatkan kesejahteraan fisik, tetapi juga menurunkan tingkat stres dan memperbaiki kesehatan mental secara menyeluruh.
“Kalau kita ingin wajah bangsa ini lebih cerah dan segar, maka hidup mereka harus dijamin di atas garis kesejahteraan,” pungkas Budi.
Selain faktor ekonomi, para ahli juga menekankan pentingnya menjaga kesehatan psikologis agar kulit wajah bisa tampil lebih sehat dan glowing.
Stres berkepanjangan tidak hanya memengaruhi hormon kortisol, tapi juga dapat menyebabkan peradangan pada kulit, mempercepat penuaan, dan memicu berbagai masalah kulit seperti jerawat dan kulit kusam.
Dr. Ratna Dewi, seorang dermatologis di Jakarta, mengatakan, “Kondisi psikologis dan mental sangat memengaruhi kesehatan kulit. Stres yang tidak terkelola dengan baik bisa menyebabkan gangguan kulit yang membuat wajah tampak tidak segar.”