Inovasi Busa Poliuretan: Solusi Gantikan Plastik Berbasis Fosil

Batu, JATIMLINES.ID – Para peneliti dari Washington State University berhasil menciptakan terobosan baru dalam dunia material ramah lingkungan dengan mengembangkan busa poliuretan yang menggantikan 20% bahan kimia berbasis minyak bumi menggunakan lignin dari kayu pinus. Inovasi ini berpotensi besar untuk menggantikan plastik berbasis fosil yang selama ini banyak digunakan dalam berbagai produk sehari-hari, seperti spons dapur, bantalan kursi, perekat, dan bahan insulasi. Lignin, yang merupakan sumber karbon terbarukan kedua terbesar di dunia, sebelumnya sulit dimanfaatkan karena proses ekstraksinya sering merusak strukturnya. Selasa (25/2/2025).
Tim peneliti berhasil mengatasi tantangan ini dengan menggunakan pelarut ramah lingkungan yang mampu menghasilkan lignin berkualitas tinggi, stabil secara termal, dan memiliki struktur homogen. Hal ini memungkinkan produksi busa yang fleksibel dan kuat, setara dengan busa konvensional berbasis minyak bumi. Dengan meningkatnya masalah limbah plastik yang sulit terurai dan rendahnya tingkat daur ulang, inovasi ini bisa menjadi langkah awal menuju alternatif plastik yang lebih berkelanjutan.
Penelitian ini tidak hanya menarik perhatian akademisi, tetapi juga mendapat dukungan dari mitra industri yang tertarik untuk mengembangkan dan memperbesar skala produksi busa poliuretan berbasis lignin. Jika berhasil diimplementasikan secara luas, bahan ini dapat menjadi solusi efektif untuk mengurangi ketergantungan pada plastik berbasis minyak bumi, sekaligus mendorong industri ke arah yang lebih hijau dan ramah lingkungan.
Keberhasilan ini membuka peluang besar bagi pengurangan jejak karbon dan limbah plastik global. Dengan menggabungkan inovasi teknologi dan sumber daya terbarukan, busa poliuretan berbasis lignin tidak hanya menjawab tantangan lingkungan, tetapi juga menawarkan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi industri material. Inovasi ini membuktikan bahwa langkah kecil dalam penelitian dapat membawa dampak besar bagi planet kita.
Penulis: Fina Indriani
Editor: Red