SURABAYA – Sebuah obrolan menarik di Radio Suara Surabaya pada Senin, 14 Juli 2025, mengungkap kebijakan unik dari Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar). Di sana, Gubernur Suhardi Duka mewajibkan setiap siswa SMA untuk membaca 20 buku sebagai salah satu syarat kelulusan. Ini tentu menjadi kabar yang membangkitkan semangat literasi.
Penyiar Radio Suara Surabaya, Fabian Yudhistira, menyebutkan bahwa di antara 20 buku tersebut, ada dua buku khusus yang wajib dibaca karena mengangkat kisah tokoh atau karakter lokal Sulbar yang punya sejarah penting bagi bangsa: buku tentang Andi Depu dan Baharudin Lopa. Kebijakan ini juga mendorong semua instansi pemerintahan, baik provinsi maupun kabupaten, untuk menyediakan pojok baca atau perpustakaan mini.
Tak hanya itu, sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan madrasah juga diinstruksikan untuk rutin mengadakan kunjungan ke perpustakaan, setidaknya seminggu sekali. Pemerintah daerah pun diminta memastikan setiap sekolah memiliki perpustakaan yang layak dengan koleksi buku yang beragam, tidak hanya buku paket.
Obrolan di radio itu juga menyentuh kebiasaan membaca penyiar dan pendengar. Emma Racmawati (penyiar) berbagi, buku terakhir yang ia baca (selain buku tabungan, katanya sambil tertawa) adalah novel “Keep Being Stupid, Don’t Be Smart” (Teruslah Bodoh, Jangan Pintar) karya Tere Liye.
Seorang pendengar bernama Yoga menceritakan kenangan manisnya di masa SMP, di mana perpustakaan adalah tempat favoritnya. “Uang saya disisihkan dan semua buku di sana saya jelajahi,” kenangnya, meski ia mengaku kesibukan masa remaja membuatnya tak lagi punya banyak waktu membaca.
Ada juga pendengar yang bernostalgia dengan bacaan masa kecilnya, seperti majalah olahraga dan tabloid bola yang dulu rutin ia tunggu setiap bulan. Obrolan ini mengingatkan kembali pentingnya membaca di tengah kesibukan sehari-hari, tidak hanya untuk anak-anak sekolah tetapi juga untuk para orang tua.
Penulis: Firnas Muttaqin
