Dosen FKUB Berkontribusi Dibalik Lintasan Tokyo Marathon 2025
Tim Medis Tokyo marathon 2025 (Sumber: Humas FKUB)

Tokyo, JATIMLINES.ID – Tokyo Marathon 2025 kembali digelar dengan ribuan pelari dari seluruh dunia berpartisipasi dalam ajang bergengsi ini. Di balik kesuksesan acara, tim medis memainkan peran penting dalam memastikan keselamatan para peserta, Minggu, (2/3/2025).
Salah satu tenaga medis yang turut berkontribusi adalah dr. Ali Haedar, Sp.EM, KPEC, FAHA, FICEP, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) sekaligus dokter spesialis emergensi di RSUD Dr. Saiful Anwar, Jawa Timur.
Bergabung dengan Medical Standby Team Kokushikan University, dr. Ali Haedar bekerja bersama tim yang terdiri dari mahasiswa paramedik, paramedis, perawat, dan dokter. Mereka ditempatkan di berbagai titik strategis sepanjang rute marathon untuk menangani kasus medis, mulai dari cedera ringan hingga kondisi darurat.

“Kami menempatkan First Aid Teams di sepanjang rute untuk memberikan respons cepat terhadap insiden kesehatan. Selain itu, tim Mobile First Aid yang terdiri dari paramedis bersepeda memungkinkan akses cepat di area yang sulit dijangkau ambulans,” ungkap dr. Ali Haedar.
Sistem respons darurat dalam event ini dikelola melalui Medical Control Room, yang terhubung langsung dengan Tokyo Fire Department. Dengan sistem ini, setiap insiden kesehatan bisa dipantau secara real-time dan proses evakuasi ke rumah sakit dapat berjalan lancar.
Salah satu tantangan utama dalam Tokyo Marathon 2025 adalah suhu udara yang tinggi, yang menyebabkan banyak pelari mengalami heatstroke dan dehidrasi.
Selain itu, tim medis juga berhasil menangani dua kasus henti jantung, di mana tindakan cepat menggunakan Automated External Defibrillator (AED) berhasil menyelamatkan nyawa peserta.

“Keberhasilan ini menunjukkan pentingnya edukasi masyarakat tentang pentingnya aksesibilitas AED dalam situasi darurat,” ungkap dr. Ali Haedar.
Keterlibatan dalam event berskala internasional seperti Tokyo Marathon memberikan banyak wawasan bagi pengembangan sistem medis di masa depan. Menurut dr. Ali Haedar, ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan, seperti komunikasi antarunit medis, edukasi publik tentang hidrasi dan pencegahan heatstroke, serta distribusi tenaga medis yang lebih optimal di lapangan.
Saat ini, dr. Ali Haedar sedang menjalani Research Fellowship di Research Institute of Disaster Management and Emergency Medical System, Kokushikan University, Tokyo, sembari menempuh program Ph.D. di bidang Emergency Medicine. Pengalamannya dalam menangani kasus medis di event besar seperti ini menjadi bagian penting dalam risetnya terkait Prehospital Emergency Care dan Disaster Medicine.
“Kami tidak hanya bertugas memberikan layanan medis, tetapi juga berkontribusi dalam membangun budaya keselamatan dan kesiapsiagaan di setiap event besar. Saya bangga bisa menjadi bagian dari tim medis Kokushikan University di Tokyo Marathon 2025,” ungkap dr. Ali Haedar.

Dengan keterlibatannya di berbagai forum internasional, dr. Ali Haedar tidak hanya membawa nama Indonesia ke tingkat global, tetapi juga berperan dalam pengembangan sistem kegawatdaruratan medis yang lebih baik.

Dilansir dari marathon.tokyo, Tokyo Marathon 2025 menjadi salah satu acara lari paling bergengsi di dunia. Selain sebagai bagian dari Japan Marathon Championship Series G1, ajang ini juga berfungsi sebagai Selection Trials for the World Athletics Championships Tokyo 2025, serta masuk dalam Abbott World Marathon Majors Series XVII.
Acara ini diselenggarakan oleh Tokyo Marathon Foundation, dengan dukungan dari berbagai lembaga terkemuka seperti Japan Association of Athletics Federations (JAAF), Pemerintah Metropolitan Tokyo, The Yomiuri Shimbun, Nippon Television Network Corporation, Sankei Shimbun Co., Ltd., dan The Tokyo Shimbun.
Kemudian, manajemen perlombaan sendiri berada di bawah naungan Tokyo Athletics Association, yang memastikan jalannya kompetisi sesuai standar internasional.

Tokyo Marathon 2025 menghadirkan dua kategori utama yang mencakup berbagai kelompok peserta. Kategori marathon terbagi menjadi dua jenis, yaitu marathon umum dan marathon kursi roda, yang memberikan kesempatan bagi pelari profesional maupun atlet berkebutuhan khusus untuk berpartisipasi.
Sementara itu, lomba 10,7 km mencakup beberapa subkategori, yaitu Junior & Youth, penyandang disabilitas penglihatan, penyandang disabilitas intelektual, penerima transplantasi organ, serta kursi roda.
Dengan berbagai kategori ini, Tokyo Marathon 2025 memberikan ruang inklusif bagi semua kalangan untuk berkompetisi di ajang bergengsi ini.
Perlombaan ini mendapatkan dukungan operasional dari Tokyo Sports Association for the Disabled dan Kanto Para Athletics, memastikan keterlibatan inklusif bagi para atlet dengan berbagai kondisi.

Tokyo Marathon 2025 berlangsung sesuai dengan regulasi World Athletics, JAAF, dan penyelenggara lomba. Sebagai ajang bersertifikasi Elite Platinum Label dari World Athletics, aturan terkait doping diterapkan secara ketat sesuai regulasi World Athletics Anti-Doping. Untuk kategori kursi roda, aturan yang berlaku mengikuti regulasi World Para Athletics.
Tokyo Marathon 2025 menerapkan batas waktu ketat untuk setiap kategori perlombaan guna memastikan kelancaran dan keselamatan peserta. Untuk kategori marathon, pelari umum memiliki waktu maksimal 7 jam, dimulai pukul 09.10 JST dan berakhir pukul 16.10 JST.
Sementara itu, peserta marathon kursi roda harus menyelesaikan lomba dalam waktu 2 jam 10 menit, dengan jadwal mulai pukul 09.05 JST dan berakhir pukul 11.15 JST.
Pada kategori 10,7 km Race, pelari umum diberikan waktu 2 jam untuk menyelesaikan lomba, dimulai pukul 09.10 JST dan berakhir pukul 11.10 JST. Sedangkan peserta kursi roda hanya memiliki 40 menit, dengan perlombaan dimulai pukul 09.05 JST dan berakhir pukul 09.45 JST.

Pada event kali ini, total peserta yang mengikuti ajang ini mencapai 38.000 orang, terdiri dari 37.500 pelari marathon dan 500 peserta di kategori 10,7 km.
Pemenang Tokyo Marathon 2025 akan menerima penghargaan di berbagai kategori sesuai dengan prestasi mereka. Dalam kategori marathon, penghargaan diberikan kepada tiga pelari putra dan putri terbaik secara keseluruhan, serta tiga atlet terbaik di kategori kursi roda.
Selain itu, penghargaan RUN as ONE – Wild Card Award diberikan kepada tiga besar pelari putra dan putri di kategori semi-elite, sementara Next Generation Athlete Award 2025 diberikan kepada atlet terbaik yang tergabung dalam Inter-University Athletics Union of Japan.
Sementara itu, untuk kategori 10,7 km Race, penghargaan diberikan kepada tiga besar pelari putra dan putri di setiap kelompok, termasuk Junior & Youth, atlet kursi roda, penyandang disabilitas penglihatan, penyandang disabilitas intelektual, serta penerima transplantasi organ.

Sebagai salah satu dari enam World Marathon Majors, Tokyo Marathon 2025 menjadi panggung bagi para pelari elit dunia dan atlet muda berbakat untuk menunjukkan kemampuan mereka.
Dengan regulasi ketat dan sistem kompetisi kelas dunia, ajang ini tidak hanya menjadi seleksi untuk Kejuaraan Dunia Atletik Tokyo 2025, tetapi juga menjadi momentum bagi para atlet meraih prestasi tertinggi.
Tokyo Marathon 2025 tidak hanya sekadar perlombaan, tetapi juga perayaan semangat olahraga, inklusivitas, dan persaingan sehat di panggung internasional.

Penulis: Fina Indriani
Editor: Nana