Kementerian Pertanian & Satgas Pangan Ungkap Dugaan Penjualan Beras Oplosan Melibatkan Produsen Besar

Minggu, 13 Juli 2025 — Kementerian Pertanian, berkolaborasi dengan Satgas Pangan Polri, mengungkap dugaan peredaran beras premium oplosan yang melibatkan sejumlah produsen besar di tanah air.
Temuan ini menyoroti kelicikan bahan pangan yang mestinya menjadi sumber kehidupan, kini ternoda oleh praktek curang demi laba sesaat.
Di antara produsen yang terindikasi, terdapat nama-nama besar seperti Alfamidi melalui PT Food Station Tjipinang Jaya, Wilmar Group, Japfa Group, serta PT Belitang Panen Raya dengan produk beras Raja Platinum, sebagaimana dilaporkan oleh Repelita Prima Medya.
Pemeriksaan dan pengambilan sampel dilakukan di sejumlah lokasi strategis, termasuk Aceh, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Yogyakarta, dan Jabodetabek.
Dari sana, terkuak modus operasi yang meresahkan: pencampuran beras biasa ke dalam kemasan beras premium, disertai pengurangan berat yang tersembunyi dari pandangan konsumen.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan keprihatinannya mendalam.
Menurutnya, praktik yang merugikan masyarakat ini diperkirakan menimbulkan kerugian ekonomi hingga Rp99 triliun.
Lebih parah lagi, jika dibiarkan berlarut-larut, kerugian dapat membesar hingga Rp1.000 triliun dalam kurun waktu sepuluh tahun.
“Kecurangan ini terutama menggigit masyarakat miskin yang sangat bergantung pada kualitas beras sebagai pangan pokok,” tegas Amran, menyuarakan perlunya tindakan tegas demi keadilan sosial dan ketahanan pangan nasional.
Selain itu, Kementerian Pertanian juga menemukan 212 merek beras lainnya yang tidak memenuhi standar mutu dan volume yang telah ditetapkan, menambah panjang daftar tantangan dalam menjaga integritas pangan.
Satgas Pangan beserta aparat Polri telah memanggil dan melakukan pemeriksaan terhadap empat produsen utama terkait kasus beras oplosan ini.
Langkah ini menjadi sinyal awal pemerintah dalam memberantas praktik kecurangan demi melindungi hak konsumen serta menumbuhkan kembali kepercayaan terhadap produk pangan dalam negeri.
Penulis: Win