Krisis Kemanusiaan di Gaza Memburuk, Bantuan Internasional Berdatangan Namun Terhambat

GAZA, 30 Juli 2025 – Meskipun Israel telah membuka tiga wilayah di Jalur Gaza untuk menerima bantuan kemanusiaan, mayoritas daerah lain di Gaza masih menderita kelaparan akut. Laporan menyebutkan, warga Gaza bahkan harus menghadapi risiko kematian akibat tembakan tentara Israel saat mengantre bantuan.
Insiden penembakan terjadi saat warga mengantre bantuan kemanusiaan dari Gaza Humanitarian Foundation (GHF) yang dikelola oleh Amerika Serikat dan Israel. Meskipun dikecam dunia internasional, insiden semacam ini terus terjadi, membuat sebagian besar lembaga kemanusiaan, termasuk PBB, menjauhkan diri dari GHF. Lebih dari 1.000 orang dilaporkan tewas ditembaki Israel saat mencari bantuan kemanusiaan.
Di Gaza Utara, warga berebut makanan setelah bantuan kemanusiaan masuk ke lokasi. Hal ini disebabkan pembatasan jumlah truk bantuan yang masuk, hanya puluhan truk per hari, jauh dari kebutuhan Gaza yang mencapai 500 truk setiap hari.
Menanggapi krisis yang kian parah, Yordania bekerja sama dengan Uni Emirat Arab telah melakukan pengiriman bantuan ke Gaza Palestina melalui jalur udara (airdrop). Pengiriman bantuan via udara ini berlanjut di hari kedua di tiga lokasi, yaitu Kota Gaza, Deir Al-Balah, dan Al-Mawasi. Rekaman pada Senin menunjukkan pesawat menjatuhkan puluhan ton paket makanan dan perlengkapan lainnya saat jeda pertempuran. Israel membuka wilayah udara untuk pengiriman bantuan ini menyusul kecaman internasional yang meluas.
Selain itu, sebanyak 60 truk bantuan kemanusiaan dari Indonesia juga mulai didistribusikan ke Gaza Palestina. Konvoi bantuan ini diselenggarakan oleh Kerajaan Yordania dan lembaga relawan Indonesia, melewati pintu perbatasan King Hussein Bridge antara Yordania dan Palestina, dan dikawal langsung oleh tentara militer Yordania. Bantuan ini terdiri dari 440 ton tepung dan 552 ton paket bahan pangan keluarga, setara dengan 230.000 paket. Distribusi akan difokuskan untuk masyarakat Gaza Utara yang paling parah terdampak blokade tentara Zionis Israel.
Namun, pengiriman bantuan ini juga menghadapi kendala serius karena serangan roket tentara Zionis Israel yang terus berlangsung. Pemerintah Yordania bahkan harus mencari alternatif jalur lain, seperti jalur udara, untuk memastikan bantuan sampai kepada mereka yang membutuhkan. (*)
Penulis: Fim