“Pemuda harus mampu menjaga keimanannya dan membawa perubahan yang positif. Pembentukan karakter pemuda harus dimulai dari lingkungan, terutama dalam keluarga,” tuturnya.

Tiga Corak Dakwah di Era Teknologi

Ustadz Robby menguraikan tiga corak dakwah yang harus dikuasai pemuda untuk menyongsong Indonesia Emas:

  1. Dakwah bil-lisan: Menyampaikan ajaran dengan tutur kata yang baik dan menyentuh hati.
  2. Dakwah bil-hal: Menjadi teladan dengan perilaku yang baik.
  3. Dakwah bil-qalam: Berdakwah melalui media sosial dan konten digital. Ini menjadi metode yang paling relevan saat ini, karena banyak pemuda yang kini meniru gaya hidup dan bahkan pemahaman agama dari konten yang mereka konsumsi di media sosial.

Menanggapi tantangan pergaulan dan pengaruh media sosial, Ustadz Robby dan pembawa acara (Sari Julia) sepakat bahwa peran keluarga dan lingkungan sangat penting. Ia mengingatkan para pemuda untuk memaksimalkan waktu luang dengan hal-hal positif seperti membaca buku, berdiskusi dengan teman-teman yang saleh, dan menghadiri kajian agama. “Waktu luang adalah waktu yang cukup mengancam bagi kita, jika tidak kita isi dengan baik, kita akan ‘terbunuh’ olehnya,” pungkasnya.

Dengan demikian, mewujudkan “Indonesia Emas 2045” membutuhkan pemuda yang tidak hanya cerdas dan kuat, tetapi juga memiliki fondasi agama yang kokoh serta mampu memilih pergaulan dan konten yang bermanfaat. (*)

1 2

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

Selamat Hari Raya
Selamat Hari Raya Idul Fitri