Batu, JATIMLINES.ID – Kajian Ramadhan sukses digelar dengan mengusung tajuk Menjadi Ayah Bunda Pembelajar Sejati Bersama Keajaiban Ramadhan di SDIT Ibnu Hajar, Oro-oro Ombo, Kota Batu pada Minggu (9/3/2025).
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keselarasan dan kebersamaan antara orang tua, wali murid, dan guru beserta pengurus sekolah untuk menjadi pembelajar sejati dalam mendampingi tumbuh kembang anak.
“Hari ini kita adakan salah satu kegiatan pembinaan orang tua wali murid, yaitu pengajian bulan suci Ramadhan. Bulan suci Ramadhan ini kami laksanakan dengan mengusung peran ayah dan bunda sebagai pembelajar. Terutama memanfaatkan momentum Ramadhan,” ungkap Ust. Muhammad Khairul K., S.Si., M.Si selaku ketua Yayasan Himamuna Mulia.
Kemudian kegiatan kajian kali ini disampaikan oleh Ust. Prof. Dr. H. Uril Bahruddin, Lc.MA yang juga menyampaikan belajar adalah kewajiban semua orang terutama belajar agama. Orang tua sebaiknya mendampingi dan mengarahkan anak dalam proses belajar mengembangkan bakat minat
“Selama manusia itu hidup, maka belajar adalah hal yang harus dilakukan terus menerus, Bulan Ramadhan adalah bulan dermawan, maka sering-seringlah berderma, karena orang yang berderma tidak akan didzolimi oleh Allah, artinya Allah pasti akan membalasnya dengan lebih banyak” ungkap Ust. Uril selaku Pembina Yayasan Himamuna Mulia.
Selanjutnya karena bulan Ramadhan ini banyak sekali keistimewaan dan karunia yang dapat kita maksimalkan. Materi yang disampaikan lebih pada bagaimana memanfaatkan bulan Ramadhan ini untuk meningkatkan amal. Karena amal kita di bulan Ramadhan bagaikan biji yang ditanam yang tumbuh menjadi subur. Filosofi dalam Al Qur’an ini diusung untuk kemudian bagaimana orang tua beserta anak-anaknya dapat memaksimalkan amalan Ramadhan.
“Karena disekolah kita ini kan, mengusung konsep peran yang berkesinambungan dan peran integral. Bahwa, tanggung jawab pendidikan itu bukan hanya di sekolah. Namun, orang tua juga dari siswa itu sendiri. Sehingga terjadi circle yang nantinya akan mencapai tujuan dari pembelajaran. Maka selain kita mendidik anak-anak, orang tua juga kami bina, supaya menyamakan konsep pendidikan. Sehingga apa yang diajarkan di sekolah dapat diimplementasikan di rumah dan lingkungan masyarakat,” ungkap Ust. Khairul.
Kemudian hal-hal yang dilaksanakan untuk merealisasikan konsep tersebut antara lain dengan pembiasaan Shalat Dhuha, menutup aurat, infaq, sedekah, dan nilai nilai Islam untuk berinteraksi sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
“Tidak hanya amal untuk membaca Al Qur’an, namun implementasi kandungan Al Qur’an juga terbawa ke rumah masing-masing. Oleh karena itu butuh, komunikasi intensif antara orang tua dan sekolah,” Ust. Khairul.
Selain pengajian juga ada Forum Orang tua Guru (FOG) untuk menyampaikan progres tumbuh kembang anak. Kemudian orang tua diminta untuk mendampingi bakat minat anak supaya terarah dan terukur menjadi potensi generasi emas Indonesia.
Selain itu sekolah juga mengadakan program Pengabdian Masyarakat ini dilaksanakan untuk mempersiapkan anak untuk memasuki masa akil baligh, melanjutkan pendidikan, dan kehidupan bermasyarakat. Sehingga diarahkan untuk meningkatkan ketahanan yang kuat sebagai seorang pribadi mandiri atas apa yang sudah di dapatkan selama di SD. Sehingga pada saat terjun ke masyarakat dang menghadapi tantangan mereka tetap berpegang terhadap prinsip-prinsip hidup yang baik.
“Disini ada materi terkait Pengabdian Masyarakat untuk memunculkan rasa kemandirian, kepedulian, rasa empati, dan pengabdian dengan menerapkan nilai-nilai agama,” Ust. Khairul.
SDIT Ibnu Hajar berdiri dalam naungan Yayasan Himamuna Mulia, berlandaskan kebutuhan menjaga ruhiyah siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan dengan melaksanakan pembinaan guru sebagai upaya menjaga kualitas pendidikan berdasarkan nilai nilai Islam. Pelaksanaan pembinaan guru dilaksanakan supaya pembelajaran tetap dalam koridor ilmu parenting.
“Nah ilmu parenting ini ranahnya kita sebagai orang tua, bukan untuk anak. Berarti kita belajar ilmu parenting dengan pemahaman anak harus gini anak harus gitu itu merupakan hal yang tidak tepat. Namun, orang tua yang memberikan contoh. Karena, anak anak adalah ahli dalam mencontoh hal hal yang ada disekitarnya. Oleh karena itu kami menerapkan pendidikan paradigma baru yang ramah anak. Jadi yang lebih dituntut adalah diri kita selaku orang tua dan guru untuk menginisiasi pendidikan supaya dapat menjadi contoh baik yang nyata untuk anak anak dengan memasuki dunia anak dan belajar serta berproses bersama,” tutup Ustadzah Fifin Nofarina., S.Pd.I selaku ketua pelaksana Pondok Ramadhan dan guru PAI di SDIT Ibnu Hajar.
Penulis: Fina Indriani