Jakarta, — Investigasi lembaga internasional seperti Amnesty International dan hasil riset Citizen Lab mengungkap fakta mengejutkan: sejumlah perusahaan spyware asal Israel telah memasok teknologi pengawasan canggih ke Indonesia sejak 2017–2018. Di antara entitas yang teridentifikasi adalah NSO Group, Candiru (Saito Tech), Wintego, serta konsorsium Intellexa yang memproduksi Predator.(Amnesty International, https://www.alinea.id, Katadata, Cloud Computing Indonesia)

  1. NSO Group dan Produk Pegasus

NSO Group dikenal sebagai pengembang Pegasus, spyware dengan teknologi zero‑click. Laporan Amnesty dan Citizen Lab mengindikasikan bahwa perangkat ini bisa digunakan tanpa interaksi pengguna. Walau bukti langsung untuk Indonesia masih terbatas, NSO Group diidentifikasi sebagai bagian dari ekosistem pengawasan modern yang tersebar secara global.(https://www.alinea.id)

  1. Candiru (Saito Tech) Serang Aktivis dan Jurnalis

Spyware Candiru diketahui menargetkan aktivis HAM, jurnalis, akademisi, dan oposisi politik. Citizen Lab menemukan infrastruktur Candiru aktif menyerang situs seperti indoprogress.co, yang menyamar sebagai publikasi kiri-progressif di Indonesia. Pemerintah Indonesia melalui Kominfo telah mengkonfirmasi pemantauan atas kasus ini.(Tekno Kompas)

  1. Intellexa Consortium — Predator One‑Click

Produk Predator dari konsorsium Intellexa dilaporkan mulai beroperasi di Indonesia sejak akhir 2021. Domain jahat yang meniru media lokal seperti SuaraPapua.net dan Geloraku.id digunakan sebagai pintu masuk untuk infeksi malware. Infrastruktur backend Predator ditemukan berlokasi di IP Indonesia yang aktif hingga akhir 2023.(https://www.alinea.id)

  1. Wintego Systems — Sadap Percakapan & Internet

Wintego menyediakan toolbox pengawasan yang mampu memantau percakapan WhatsApp terenkripsi hingga lalu lintas data online. Broker asal Singapura bernama Ataka ditengarai menjadi mitra distribusi ke Polri pada era 2017–2018, termasuk dalam proyek “The Helios Android and Tactical Web Intelligence.”(Katadata)

  1. Rute Impor Melalui Broker & Perusahaan Lokal

Sebagian besar transaksi dilakukan melalui broker di Singapura dan beberapa perusahaan lokal seperti PT Radika Karya Utama dan PT Royal Cemerlang Teknologi yang merepresentasikan reseller di Indonesia. Broker ini membeli sistem pengawasan dari Q Cyber Technologies SARL—afiliasi NSO Group yang berbasis di Luxembourg.(https://www.alinea.id)


Dampak dan Kekhawatiran Hak Asasi Manusia

Penggunaan spyware invasif menimbulkan kekhawatiran serius terkait hak sipil dan kebebasan berpendapat. Sejak 2017–2023, Amnesty mengidentifikasi penggunaan alat pengawasan oleh Polri dan BSSN, yang digunakan berpotensi menargetkan aktivis, jurnalis, dan elemen masyarakat sipil.(CNA.id: Berita Indonesia, Asia dan Dunia)

1 2

Penulis: Fim

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

Selamat Hari Raya
Selamat Hari Raya Idul Fitri