Tangan Biohibrida dengan Otot Manusia dari Jepang
Tangan biohibrid. © X. Ren, Y. Morimoto dan S. Takeuchi, 2025/ Sains Robotika

Batu, JATIMLINES.ID – Tim peneliti dari University of Tokyo dan Waseda University berhasil menciptakan tangan biohibrida yang dapat bergerak menggunakan otot manusia hasil kultur laboratorium. Senin, (24/2/2025).
Teknologi revolusioner ini memanfaatkan Multiple Muscle Tissue Actuators (MuMuTA), yaitu serat-serat otot tipis yang digulung seperti sushi untuk membentuk tendon yang cukup kuat menggerakkan jari-jari tangan.
Dengan panjang 18 cm dan dilengkapi sendi multiartikular, tangan biohibrida ini mampu melakukan berbagai gerakan kompleks, seperti gestur gunting dalam permainan gunting-batu-kertas, serta memegang objek kecil dengan presisi.

Tangan biohibrid MuMuTA dipasang di lengan bawah tangan untuk setiap jari. Elektroda emas yang dimasukkan ke kedua sisi setiap MuMuTA membawa arus listrik, yang mengontraksikan otot dengan kekuatan yang berbeda-beda. Mekanisme yang digerakkan oleh kabel di tangan mengubah kontraksi otot lurus menjadi gerakan rotasi pada persendian.
Prinsip penggerak otot biohibrid menggunakan mekanisme yang digerakkan oleh kabel menggunakan struktur mirip tendon. Struktur seperti tendon ini menghubungkan jari yang memiliki banyak sendi ke MuMuTA. Kontraksi MuMuTA menarik struktur seperti tendon, menekuk jari.

Meskipun masih dalam tahap penelitian dan harus direndam dalam cairan untuk mengurangi gesekan agar tendon dapat bergerak dengan lancar, teknologi ini memiliki potensi besar untuk merevolusi bidang prostetik dan biohibrida.
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah otot buatan ini yang mudah lelah setelah 10 menit stimulasi listrik. Namun, mirip dengan jaringan otot manusia, otot tersebut dapat pulih kembali dalam waktu satu jam.
Ke depan, tim peneliti akan fokus mengatasi tantangan lain, seperti pengembalian posisi jari ke keadaan semula dan pengembangan sistem pendukung untuk meningkatkan presisi pergerakan.
Perkembangan teknologi biohibrida ini tidak hanya membuka peluang untuk menciptakan prostetik masa depan yang lebih alami dan fungsional, tetapi juga menjadi alat penting untuk memahami kinerja jaringan otot dalam sistem biologis.
Dengan terus berkembangnya teknologi ini, tangan biohibrida bisa menjadi fondasi bagi inovasi prostetik yang lebih canggih, memberikan harapan baru bagi mereka yang membutuhkan anggota tubuh buatan, serta memperluas pemahaman kita tentang cara kerja otot manusia.
Penulis: Fina Indriani
Editor: Red