KOTA MALANG (jatimlines.id) – Film dokumenter Dirty Vote telah ramaikan khalayak ramai. Film yang rilis jelang hari dilaksanakan Pemilihan Umum 2024 itu sontak menjadi perdebatan netizen.
“Sampai hari ini belum ada yang bisa membantah data atau substansi dari isi film tersebut,” kata Dandhy Laksono, Sutradara film Dirty Vote dalam acara diskusi bareng di Universitas Widyatama Malang, Rabu 21 Februari 2024.
Event diinisiasi oleh Gabungan Solidaritas Masyarakat sipil Malang Raya. Pesertanyapun banyak dihadiri dari kalangan mahasiswa.
Selain menghadirkan, sutradara film juga hadir Feri Amsari (Dosen Unand), Benaya Harabu (Editor&Vidiographer), Dr. Lukman Hakim, SH ,MHum (Dosen FH-UWG)
Tujuan acara ini dibuat untuk memberikan pemahaman kepada publik perihal kondisi demokrasi di Indonesia yang kian terancam.
“Dalam film tersebut secara substansi mungkin agak sulit dipahami bagi kalangan masyarakat tertentu, karena penjelasan hukumnya terutama terkait sistem kepemiluan yang lebih dominan, oleh karena itu kami mencoba bersolidaritas dengan mengundang aktor dan sutradara film dalam diskusi ini,” beber salah satu inisiator, Adi Susilo.
Pihaknya berusaha untuk memperluas kampanye terkait pengetahuan politik pada masyarakat. Terlebih, pembahasan akan menitikberatkan kondisi demokrasi di Indonesia.
Acara ini digelar di Lobby Lantai II kampus Universitas Widya Gama (UWG) Kota Malang. Diskusi akan dimulai pada pukul 09.30 WIB hingga 12.30 WIB.
Target acara ini tidak hanya unsur mahasiswa atau akademisi yang datang, namun unsur masyarakat lain yang lebih beragam. Penyelenggaraan acara yang kolaboratif semata sebagai gerakan moral untuk menyelamatkan demokrasi.
“Pengambilan tajuk “Setelah dirty vote”, sebagai simbol bahwa agenda perjuangan dan solidaritas gerakan masyarakat sipil membutuhkan upaya yang berkelanjutan kedepannya,” pungkas Adi. (wan)