“Work-life balance juga tidak kalah penting. Sisihkan waktu untuk kegiatan pribadi dan keluarga, serta lakukan aktivitas relaksasi seperti olahraga, hobi, dan meditasi,” tambah Kasandra.

Menciptakan Lingkungan Kerja yang Kondusif

Menurut Kasandra, perusahaan dan manajemen juga memiliki peran besar dalam meminimalisasi risiko burnout di tempat kerja. Lingkungan kerja harus dibuat kondusif dan terbuka untuk menerima keluhan serta aspirasi karyawan secara serius.

Beberapa langkah yang bisa diambil oleh perusahaan termasuk menyediakan fleksibilitas kerja, waktu istirahat yang memadai, dan program pendukung kesehatan mental seperti sesi konseling gratis atau workshop pengelolaan stres.

Strategi Mengatasi Burnout

Ketika sudah terlanjur mengalami burnout, Kasandra menekankan pentingnya memberikan jeda dan perhatian khusus pada pemulihan fisik dan mental. Istirahat yang cukup dan pemotongan aktivitas kerja sementara bisa menjadi langkah awal agar kondisi tidak semakin memburuk.

“Ambil cuti bila memang diperlukan untuk pemulihan mental dan fisik,” ujarnya.

Adapun bagi individu yang merasa kesulitan mengatasi burnout secara mandiri, tidak ada salahnya untuk mencari bantuan profesional. Konsultasi dengan psikolog atau konselor dapat memberikan metode pengelolaan stres yang tepat, termasuk terapi mindfulness, Cognitive Behavioral Therapy (CBT), Behavior Activation, dan terapi lainnya yang efektif.

Evaluasi dan Peninjauan Kembali Karier

Burnout terkadang menjadi pertanda bahwa seseorang perlu meninjau ulang tujuan dan arah kariernya. Kasandra menyarankan agar penderita burnout melakukan refleksi tentang nilai dan tujuan pribadi dalam pekerjaan yang sedang dijalani.

Jika ternyata pekerjaan yang sedang dijalankan sudah tidak lagi memberikan kepuasan dan justru menimbulkan beban, tidak ada salahnya mempertimbangkan perubahan peran atau bahkan mencari peluang kerja lain yang lebih sesuai dengan passion dan kemampuan.

“Selain itu, jika beban kerja yang berlebihan menjadi penyebab utama burnout, sampaikan secara asertif kepada atasan. Diskusikan alternatif pembagian tugas atau pengaturan fleksibilitas kerja untuk meringankan tekanan tersebut,” kata Kasandra.

Kesimpulan

Burnout adalah masalah serius yang dapat mengganggu kesehatan fisik, mental, dan produktivitas kerja seseorang. Dengan memahami gejala serta mengambil langkah pencegahan yang tepat, burnout bisa dicegah sejak dini. Dukungan dari individu itu sendiri, lingkungan sosial, serta institusi tempat bekerja menjadi kunci penting dalam mengelola stres kerja secara efektif.

Melalui kombinasi pendekatan pencegahan, intervensi profesional, dan perubahan yang konstruktif dalam lingkungan kerja maupun pola pikir, burnout bukan lagi hal yang ditakuti melainkan tantangan yang dapat diatasi dengan baik demi kesehatan dan keberlangsungan karier yang optimal.

1 2

Penulis: Win

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

Selamat Hari Raya
Selamat Hari Raya Idul Fitri